"Sudah ada sekitar 2.067 penerima, ini adalah wujud perhatian pemerintah kepada pondok pesantren," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Laporan Menag Yaqut tersebut disampaikan dalam Sarasehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca juga: UIN Datokarama bantu kembangkan kemandirian pondok pesantren
Yaqut mengatakan kemandirian pesantren adalah program wajib lantaran telah diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo. Kemandirian pesantren juga mandat dari Undang-undang Pesantren Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.Baca juga: UIN Datokarama bantu kembangkan kemandirian pondok pesantren
Di Kemenag, kemandirian pesantren menjadi salah satu program prioritas yang digulirkan sejak 2021. Untuk mewujudkannya, Kemenag antara lain merilis Pesantrenpreneur dan Peta Jalan Kemandirian Pesantren (PJKP).
Ia menargetkan ada 5.000 pesantren yang menerima manfaat program inkubasi bisnis kemandirian pesantren hingga 2024.
"Presiden Jokowi mengamanatkan kepada saya untuk setidaknya sampai tahun 2024 ada 5.000 pondok pesantren yang sudah dimandirikan," katanya.
Baca juga: Ikuti amanah Presiden, Menag pacu implementasi Kemandirian Pesantren
Menurut Yaqut, inkubasi bisnis yang digaungkan Kemenag meliputi seluruh aspek bisnis, mulai dari pemilihan bisnis hingga kepada pihak mana produk bisnis pesantren dapat dipasarkan.Baca juga: Ikuti amanah Presiden, Menag pacu implementasi Kemandirian Pesantren
Program prioritas ini dirancang agar dapat diakses setara bagi semua pesantren yang membutuhkan (inklusif). Program ini berbasis kebutuhan pesantren dengan mempertimbangkan aspek sektor bisnis dan kondisi geografis (fasilitatif), sebagai suatu kolaborasi antarpemangku kepentingan yang terkonsolidasikan (konsolidasi).
"Program ini juga bersifat terbuka serta akuntabel. Sehingga, setiap proses dan hasil dapat dipertanggungjawabkan," kata dia.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani mengatakan ribuan pesantren ini telah berhasil meningkatkan kemandiriannya dengan mengembangkan beragam bidang bisnis.
Ia merinci sebanyak 832 pesantren mengembangkan toko, minimarket, dan koperasi. Selain itu, ada 169 usaha binatu, 56 pengelolaan bidang food and beverages, 34 bisnis digital printing, dan ratusan jenis usaha lainnya yang berhasil dikelola pondok pesantren.
"Dari 2021 sampai 2023, Kementerian Agama telah memberikan afirmasi anggaran hingga Rp300 miliar untuk mendorong kemandirian ekonomi ribuan lembaga pesantren," ujarnya.
Baca juga: Wapres: Produk hasil kemandirian ekonomi pesantren harus diperluas