Jalin dukung bank dan fintech hadapi lonjakan transaksi keuangan
17 Desember 2023 12:14 WIB
Direktur Operations PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) Argabudhy Sasrawiguna memberi pemaparan dalam Forum Link Nataru 2023 di Jakarta, Kamis (14/12/2023) (Antara/HO/Jalin)
Jakarta (ANTARA) - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) bagian dari Holding BUMN Danareksa mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan transaksi keuangan selama libur Natal dan tahun baru.
Direktur Operations Jalin Argabudhy Sasrawiguna dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyebutkan lonjakan transaksi keuangan diproyeksikan terjadi saat 21 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.
Oleh karena itu, lanjutnya, perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dukungan operasional terhadap penyelenggaraan infrastruktur sistem pembayaran, termasuk pengelolaan transaksi keuangan melalui jaringan LINK, seperti di kanal ATM & CRM, Debit, serta kanal digital mobile banking, QRIS Domestik, dan Antarnegara.
"Jalin mengimplementasikan aspek operational excellence dengan strategi pemenuhan layanan yang mencakup optimalisasi monitoring center, peningkatan kapasitas infrastruktur, analisis historis, serta strategi mitigasi dan pemulihan ketika menghadapi bencana alam" ujarnya.
Baca juga: Danareksa kejar laba bersih konsolidasi 2023 sentuh Rp1,3 triliun
Kesiapan untuk mendukung operasional bank dan fintech ketika periode Natal dan tahun baru, tambahnya, dilakukan lewat mitigasi risiko dan analisa data berbasis historis. Melalui implementasi pemantauan secara real-timed akan dapat mendeteksi secara cepat anomali transaksi yang timbul agar tindakan pemulihan dapat segera dilaksanakan.
Selain itu, dengan model analisa data berbasis pemantauan historis, Jalin juga dapat memprediksi serta merencanakan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengelola lonjakan transaksi selama periode Natal dan tahun baru.
"Posko 24/7 (24 jam 7 hari) yang kami dedikasikan selama Nataru hadir dengan tujuan melayani kebutuhan seluruh member perbankan dan fintech, dengan harapan setiap isu operasional dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat," katanya.
Selain itu, lanjut Argabudhy, memperkuat keterlibatan dengan menyediakan dedicated liason untuk mendukung penuh setiap member dengan tujuan memastikan terwujudnya transaksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat selama menikmati liburan natal dan tahun baru kali ini.
Baca juga: PT Jalin raih penghargaan lembaga switching terbaik pada BI Award 2023
Menurut dia, upaya yang dilakukan tersebut guna menyikapi proyeksi Bank Indonesia (BI) terkait peningkatan uang yang beredar saat natal dan tahun baru sekitar 6-8 persen dari kebutuhan periode harian.
"Hal tersebut menjadi perhatian mengingat aktivitas Nataru tahun ini mendekati momen Pemilu serta persiapan Ramadan dan Idul Fitri 2024," katanya dalam Forum Link Nataru 2023 Jalin yang dihadiri 49 member yang berasal dari bank dan fintech.
Pada bulan Oktober 2023, BI mencatat peningkatan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 17,67 persen (YoY), mencapai total Rp41,71 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,57 persen(YoY) dengan total Rp5.118,89 triliun.
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam nominal transaksi QRIS sebesar 186,08 persen (YoY), mencapai total Rp24,97 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 43,44 juta dan jumlah merchant mencapai 29,63 juta di mana sebagian besar di antaranya merupakan UMKM.
"Menilik pola tahunan saat periode Nataru, masyarakat melakukan transaksi keuangan untuk memenuhi kebutuhan persiapan Natal dan tahun baru, berlibur, maupun transaksi pada promosi akhir tahun yang diadakan oleh merchant," ujar Argabudhy.
Direktur Operations Jalin Argabudhy Sasrawiguna dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyebutkan lonjakan transaksi keuangan diproyeksikan terjadi saat 21 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.
Oleh karena itu, lanjutnya, perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dukungan operasional terhadap penyelenggaraan infrastruktur sistem pembayaran, termasuk pengelolaan transaksi keuangan melalui jaringan LINK, seperti di kanal ATM & CRM, Debit, serta kanal digital mobile banking, QRIS Domestik, dan Antarnegara.
"Jalin mengimplementasikan aspek operational excellence dengan strategi pemenuhan layanan yang mencakup optimalisasi monitoring center, peningkatan kapasitas infrastruktur, analisis historis, serta strategi mitigasi dan pemulihan ketika menghadapi bencana alam" ujarnya.
Baca juga: Danareksa kejar laba bersih konsolidasi 2023 sentuh Rp1,3 triliun
Kesiapan untuk mendukung operasional bank dan fintech ketika periode Natal dan tahun baru, tambahnya, dilakukan lewat mitigasi risiko dan analisa data berbasis historis. Melalui implementasi pemantauan secara real-timed akan dapat mendeteksi secara cepat anomali transaksi yang timbul agar tindakan pemulihan dapat segera dilaksanakan.
Selain itu, dengan model analisa data berbasis pemantauan historis, Jalin juga dapat memprediksi serta merencanakan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengelola lonjakan transaksi selama periode Natal dan tahun baru.
"Posko 24/7 (24 jam 7 hari) yang kami dedikasikan selama Nataru hadir dengan tujuan melayani kebutuhan seluruh member perbankan dan fintech, dengan harapan setiap isu operasional dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat," katanya.
Selain itu, lanjut Argabudhy, memperkuat keterlibatan dengan menyediakan dedicated liason untuk mendukung penuh setiap member dengan tujuan memastikan terwujudnya transaksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat selama menikmati liburan natal dan tahun baru kali ini.
Baca juga: PT Jalin raih penghargaan lembaga switching terbaik pada BI Award 2023
Menurut dia, upaya yang dilakukan tersebut guna menyikapi proyeksi Bank Indonesia (BI) terkait peningkatan uang yang beredar saat natal dan tahun baru sekitar 6-8 persen dari kebutuhan periode harian.
"Hal tersebut menjadi perhatian mengingat aktivitas Nataru tahun ini mendekati momen Pemilu serta persiapan Ramadan dan Idul Fitri 2024," katanya dalam Forum Link Nataru 2023 Jalin yang dihadiri 49 member yang berasal dari bank dan fintech.
Pada bulan Oktober 2023, BI mencatat peningkatan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 17,67 persen (YoY), mencapai total Rp41,71 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,57 persen(YoY) dengan total Rp5.118,89 triliun.
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam nominal transaksi QRIS sebesar 186,08 persen (YoY), mencapai total Rp24,97 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 43,44 juta dan jumlah merchant mencapai 29,63 juta di mana sebagian besar di antaranya merupakan UMKM.
"Menilik pola tahunan saat periode Nataru, masyarakat melakukan transaksi keuangan untuk memenuhi kebutuhan persiapan Natal dan tahun baru, berlibur, maupun transaksi pada promosi akhir tahun yang diadakan oleh merchant," ujar Argabudhy.
Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: