Bogor (ANTARA News) - Sejak dihapuskannya kereta api listrik (KRL) ekonomi pada Kamis (25/7) sebagian besar penumpang kereta ekonomi beralih menggunakan kereta commuter line dan bisa menerima penghapusan kereta tersebut.

"Sejak adanya subsidi tarif, penumpang ekonomi sudah beralih ke commuter line. Karena dengan biaya yang sama dan lebih nyaman," kata Wakil Kepala Stasiun Besar Bogor, Darmin, di Bogor, Jumat.

Darwin mengatakan, pelaksanaan pengalihan KRL ekonomi pada hari pertama dan hari ke dua ini tidak mengalami kendala, karena sebagian penumpang KRL ekonomi sudah beralih ke KRL commuter line (CL).

Ia mengatakan, dari 45.000 total penumpang di Stasiun Besar Bogor, 10.000 penumpang menggunakan KRL ekonomi. Namun sejak adanya subsidi tarif KRL commuter line, jumlah penumpang KRL ekonomi berkurang menjadi 6.500.

"Secara otomatis, saat ini tarif CL sama murahnya dengan ekonomi. Banyak penumpang sudah memilih naik commuter line," kata Darmin.

Seperti yang diketahui, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero mulai Kamis (25/7) secara resmi telah mengganti seluruh perjalanan kereta rel listrik ekonomi Bogor-Jakarta dengan menggantinya menjadi KRL commuter line.

Berdasarkan catatan, pengalihan pelayanan dari KRL ekonomi menjadi KRL commuter line dilakukan secara bertahap sejak beberapa bulan sebelumnya. Semula dari Stasiun Bogor terdapat 23 perjalanan KRL ekonomi menuju Jakarta. Hingga 24 Juli masih tersisa empat perjalan KRL ekonomi yakni jam 05.23, 07.14, 15.23 dan 20.22 WIB.

"Hingga Kamis kemarin, empat perjalanan ini diganti dengan perjalan KRL commuter line," kata Darmin.

Darmin menyebutkan, tidak ada pengurangan kapasitas penumpang dengan pergantian KRL ekonomi tersebut, karena pergantian tersebut tidak menghapus perjalanan yang tersedia. "Jadi bukan dihapus, tapi perjalan KRL ekonomi diganti dengan KRL commuter line AC, sehingga perjalan itu masih tetap ada," kata Darmin.

Darmin menjelaskan, pergantian tersebut ditujukan untuk kenyamanan dan pelayanan terhadap penumpang, mengingat kondisi KRL ekonomi yang sudah tidak layak untuk dioperasikan kembali.