Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen dari Jepang untuk melanjutkan pembangunan MRT Jakarta Koridor Timur-Barat, dengan target peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Agustus 2024.

Komitmen tersebut merupakan hasil konkret kerja sama ekonomi yang berhasil dicapai dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, Sabtu.

“Presiden juga mendorong agar pembangunan Jalur Utara-Selatan Fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan keterangan pers secara daring terkait pertemuan tersebut.

Berdasarkan risalah pembahasan penilaian yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada November lalu, MRT Jakarta Koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 kilometer dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi.

Dalam pengerjaannya akan terbagi menjadi empat tahap pekerjaan, yaitu fase 1 tahap 1 (Tomang-Medan Satria sepanjang 30,1 km), fase 1 tahap 2 (Kembangan-Tomang sepanjang 9,2 km), fase 2 timur (Medan Satria-Cikarang sepanjang 20,5 km), dan fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).

Selain komitmen kelanjutan proyek MRT, Indonesia juga mendapat hibah kapal patroli Jepang dengan nilai 9 miliar yen (sekitar Rp983,4 miliar).

Hibah kapal yang diserahkan kepada Bakamla RI itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas kemaritiman Indonesia, termasuk dari sisi penegakan hukum.

Dari pertemuan bilateral Presiden Jokowi dan PM Kishida, kedua negara juga mencatat MoU kerja sama senilai 10 miliar yen (sekira Rp1 triliun) antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Corporation untuk meningkatkan pelayanan kardiovaskular di kawasan Asia.

Lebih lanjut, selama pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengangkat soal transisi energi, dalam kapasitas Indonesia sebagai co-initiator Asia Zero Emission Community (AZEC).

Presiden menekankan pentingnya implementasi berbagai proyek prioritas termasuk pembangunan pembangkit listrik geotermal di Muara Laboh, proyek waste to energy di Legok Nangka, serta pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah.

“Presiden juga mengangkat pentingnya kerja sama mineral kritis dengan Jepang dan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian penting rantai pasok baterai EV dunia,” tutur Menlu Retno.

Jokowi dan Kishida turut menyambut baik selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).

Menurut Retno, proses perundingan protokol perubahan itu memakan waktu yang cukup lama, yaitu sejak 2019.

“Saat ini tengah dilakukan proses legal scrubbing untuk penyamaan konteks bahasa hukum. Setelah proses ini selesai, akan dilakukan proses penerjemahan dan ratifikasi di parlemen sesuai prosedur masing-masing negara. Dengan adanya kesepakatan baru IJEPA ini ditargetkan dapat diimplementasikan pada kuartal pertama 2024,” kata dia.


Baca juga: Menhub: Transportasi massal atasi sejumlah masalah
Baca juga: Presiden: Pembangunan MRT Fase 2A sudah mencapai 28,4 persen
Baca juga: ADB masih dalam pembicaraan untuk danai jalur MRT Timur-Barat