Palu (ANTARA News) - Sebanyak 31 desa pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi sejak dua hari terakhir menyusul hujan deras yang mengguyur daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Kapolres Morowali AKBP Suhirman yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis malam, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam bencana yang melanda hampir seluruh kecamatan di Morowali itu. Namun, tercatat 15 rumah hanyut dan 108 lainnya terendam.

Tidak ada posko pengungsian yang dibentuk pemerintah kabupaten karena warga mengamankan diri di rumah-rumah tetangga atau keluarga terdekat. Hanya penghuni asrama Polsek Bungku Tengah mengungsi ke Mapolsek karena lima asrama terendam air relatif cukup tinggi.

Banjir paling parah terjadi di Bungku Tengah dan Bungku Timur. Di wilayah ini ada sebuah jembatan permanen di Kota Bungku yang terletak di jalur trans-Sulawesi hanyut diseret air sungai yang meluap dengan arus yang deras.

"Jadi, dalam dua hari ini, arus lalu lintas antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara terputus total karena jembatan hanyut itu. Namun, pemerintah setempat sudah membuat rakit untuk menyeberangkan manusia dan barang. Akan tetapi, kendaraan belum bisa menyeberang," katanya.

Masih ada dua buah jembatan lainnya serta 6 kilometer jalan raya yang rusak akibat banjir tersebut. Namun, Suhirman tidak memerinci lokasi-lokasi jalan dan jembatan yang rusak itu.

Hari ini, kata Suhirman, hujan mulai reda. Namun, genangan banjir di laporkan belum surut. Sejumlah personel polisi telah dikerahkan untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan dalam mengatasi dampak banjir.
(R007*S027/D007)