Indonesia raih 3 perak dan 1 perunggu pada Olimpiade Kimia
26 Juli 2013 00:07 WIB
Empat siswa sebagai Duta Indonesia pada Olimpiade Kimia (45th IChO) di Moscow State University, Rusia, 15--24 Juli 2013 masing-masing telah mempersembahkan 3 medali perak dan 1 perunggu. Para siswa yaitu, Ryan Bagus Fitradi (SMAN 81 Jakarta), Ivan Kurniawan (SMAN 1 Purwokerto), Putu Ivan Budi Gunawan (SMAN 4 Denpasar) dan Jason Mahadika Nathanael (SMAK Penabur, Gading Serpong. (istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Empat siswa Indonesia berhasil memperoleh 3 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kompetisi Olimpiade Kimia (IChO -International Chemistry Olimpiad) ke-45 di Moskow, Rusia, pada 15--24 Juli 2013.
Siaran pers dari Head Mentor Duta Indonesia untuk Icho 2013, Riwandi Sihombing PhDyang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, menyebutkan, siswa sebagai Duta Indonesia di IChO itu masing-masing telah mempersembahkan 3 medali perak dan 1 perunggu.
Keempat siswa yaitu, Ryan Bagus Fitradi (SMAN 81 Jakarta, nilai 61,28); Ivan Kurniawan (SMAN 1 Purwokerto, nilai 60,22); Putu Ivan Budi Gunawan (SMAN 4 Denpasar, nilai 59,91); dan Jason Mahadika Nathanael (SMAK Penabur, Gading Serpong, nilai 50,25).
Riwandi Sihobing menjelaskan, penyelenggaraan Icho itu berlangsung di Moscow State University. Kompetisi ICho ke-45 itu merupakan partisipasi Indonesia yang ke-16 dan diikuti oleh 291 siswa dari 73 negara peserta aktif serta 4 negara sebagai observer.
IChO merupakan kompetisi kimia tahunan tingkat dunia yang diikuti siswa SMA terbaik dari setiap negara peserta. Dalam kompetisi ini, setiap siswa menghadapi ujian tertulis kemampuan teori pengetahuan kimia dan keterampilan praktek masing masing selama 5 jam.
Soal soal kimia yang disajikan oleh tuan rumah khas dengan tradisi Rusia yang sangat pelik, unik dan rumit, serta memerlukan imaginasi berbasis pengetahuan kimia yang cukup dalam.
Walaupun demikian, dalam menjalani ujian praktek dan teori, siswa Indonesia telah berusaha keras dan maksimal untuk dapat menyelesaikannya, sehingga pencapaian dengan 3 medali perak dan 1 perunggu untuk siswa yang ikut serta, adalah usaha yang sudah sangat dilakukan dengan kapasitas yang maksimal.
Pada hari penutupan, siswa dapat mengetahui sampai dimana hasil kerjanya dalam menyelesaikan persoalan, dan di peringkat posisi mana mereka berada dibandingkan dengan siswa peserta lainnya yang mengikuti kompetisi IChO ini.
Sebagai mentor pelatihan untuk siswa peserta olimpiade yang didukung Kemendikbud, dengan pendamping dari staf pengajar Departemen Kimia-FMIPA UI, Riwandi Sihombing PhD dan Drs Ismunaryo Moenandar Mphil, serta pengajar dari FMIPA-ITB, Prof Djulia Onggo dan Dr Deana Whyuningrum MSc, dan Rizal Alfian SKkom. MA dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, merasa bangga dan berterima kasih atas prestasi siswa Indonesia itu.
"Tanpa kerja keras dan serius, tidaklah mungkin mereka memperoleh penghargaan dan penilaian yangcukup tinggi di tingkat dunia," demikian Riwandi Sihombing.(*)
Siaran pers dari Head Mentor Duta Indonesia untuk Icho 2013, Riwandi Sihombing PhDyang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, menyebutkan, siswa sebagai Duta Indonesia di IChO itu masing-masing telah mempersembahkan 3 medali perak dan 1 perunggu.
Keempat siswa yaitu, Ryan Bagus Fitradi (SMAN 81 Jakarta, nilai 61,28); Ivan Kurniawan (SMAN 1 Purwokerto, nilai 60,22); Putu Ivan Budi Gunawan (SMAN 4 Denpasar, nilai 59,91); dan Jason Mahadika Nathanael (SMAK Penabur, Gading Serpong, nilai 50,25).
Riwandi Sihobing menjelaskan, penyelenggaraan Icho itu berlangsung di Moscow State University. Kompetisi ICho ke-45 itu merupakan partisipasi Indonesia yang ke-16 dan diikuti oleh 291 siswa dari 73 negara peserta aktif serta 4 negara sebagai observer.
IChO merupakan kompetisi kimia tahunan tingkat dunia yang diikuti siswa SMA terbaik dari setiap negara peserta. Dalam kompetisi ini, setiap siswa menghadapi ujian tertulis kemampuan teori pengetahuan kimia dan keterampilan praktek masing masing selama 5 jam.
Soal soal kimia yang disajikan oleh tuan rumah khas dengan tradisi Rusia yang sangat pelik, unik dan rumit, serta memerlukan imaginasi berbasis pengetahuan kimia yang cukup dalam.
Walaupun demikian, dalam menjalani ujian praktek dan teori, siswa Indonesia telah berusaha keras dan maksimal untuk dapat menyelesaikannya, sehingga pencapaian dengan 3 medali perak dan 1 perunggu untuk siswa yang ikut serta, adalah usaha yang sudah sangat dilakukan dengan kapasitas yang maksimal.
Pada hari penutupan, siswa dapat mengetahui sampai dimana hasil kerjanya dalam menyelesaikan persoalan, dan di peringkat posisi mana mereka berada dibandingkan dengan siswa peserta lainnya yang mengikuti kompetisi IChO ini.
Sebagai mentor pelatihan untuk siswa peserta olimpiade yang didukung Kemendikbud, dengan pendamping dari staf pengajar Departemen Kimia-FMIPA UI, Riwandi Sihombing PhD dan Drs Ismunaryo Moenandar Mphil, serta pengajar dari FMIPA-ITB, Prof Djulia Onggo dan Dr Deana Whyuningrum MSc, dan Rizal Alfian SKkom. MA dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, merasa bangga dan berterima kasih atas prestasi siswa Indonesia itu.
"Tanpa kerja keras dan serius, tidaklah mungkin mereka memperoleh penghargaan dan penilaian yangcukup tinggi di tingkat dunia," demikian Riwandi Sihombing.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: