Rupiah belum bergerak dari posisi Rp10.250 per dolar
25 Juli 2013 09:50 WIB
Ekonom utama Bank Dunia, Ndiame Diop, mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih lebih baik dibanding mata uang negara-negara lain. (ANTARA/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi masih berada pada posisi Rp10.250 per dolar AS.
"Kenaikan suku bunga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) itu jika direspon positif oleh deposan akan membantu mengurangi pelemahan mata uang domestik karena menjadi insentif masuknya rupiah ke perbankan," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih.
Ia menjelaskan, bersamaan dengan kenaikan suku bunga di pasar uang antarbank, LPS juga menaikkan suku bunga penjaminan 50 bps menjadi 6,25 persen untuk simpanan rupiah di bank umum.
"Selain itu, juga kenaikan 50 bps untuk BPR menjadi 8,75 persen, dan untuk simpanan valas di bank umum tetap 1,25 persen," kata dia.
Ia menambahkan rencana Bank Indonesia (BI) melakukan lelang Foreign Exchange (FX) swaps juga diharapkan bisa mengurangi tekanan pelemahan.
"Lelang FX swap ini mestinya positif untuk penguatan nilai tukar rupiah ke depan," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah juga masih dibayangi oleh melemahnya sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS.
"Masih belum pulihnya sektor manufaktur China dan beberapa negara lainnya membuat mata uang Asia cenderung berada di area negatif," kata dia.
"Kenaikan suku bunga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) itu jika direspon positif oleh deposan akan membantu mengurangi pelemahan mata uang domestik karena menjadi insentif masuknya rupiah ke perbankan," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih.
Ia menjelaskan, bersamaan dengan kenaikan suku bunga di pasar uang antarbank, LPS juga menaikkan suku bunga penjaminan 50 bps menjadi 6,25 persen untuk simpanan rupiah di bank umum.
"Selain itu, juga kenaikan 50 bps untuk BPR menjadi 8,75 persen, dan untuk simpanan valas di bank umum tetap 1,25 persen," kata dia.
Ia menambahkan rencana Bank Indonesia (BI) melakukan lelang Foreign Exchange (FX) swaps juga diharapkan bisa mengurangi tekanan pelemahan.
"Lelang FX swap ini mestinya positif untuk penguatan nilai tukar rupiah ke depan," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah juga masih dibayangi oleh melemahnya sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS.
"Masih belum pulihnya sektor manufaktur China dan beberapa negara lainnya membuat mata uang Asia cenderung berada di area negatif," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: