Cegah "predatory pricing", TikTok-Tokopedia lakukan antisipasi ini
15 Desember 2023 12:16 WIB
Arsip foto - Warga menonton siaran langsung pedagang yang menawarkan produk melalui media sosial Tiktok di Jakarta, Selasa (26/9/2023). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp)
Jakarta (ANTARA) - TikTok Shop Indonesia resmi beroperasi lagi di bawah pengelolaan PT Tokopedia, setelah TikTok berinvestasi senilai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 23 triliun untuk pengembangan Tokopedia.
Kemitraan strategis ini, membuat bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia dikombinasikan di bawah Tokopedia. Dalam hal ini, TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia dan fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola Tokopedia.
Kepala Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan menegaskan bahwa perusahaan terus berkomitmen untuk menghadirkan platform yang merangkul dan adil bagi semua pedagang.
“Kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi,” kata Anggini, dalam keterangan yang disampaikan kepada Antara, Jumat.
Baca juga: Harbolnas, TikTok Shop Indonesia dan GoTo resmi jalin kerja sama
Sebelumnya sempat ada kekhawatiran potensi predatory pricing yang terjadi di sektor e-commerce. Secara definisi, predatory pricing biasa disederhanakan sebagai praktek jual rugi.
Tujuan utamanya ialah berupaya menyingkirkan kompetitor dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.
Namun Anggini menegaskan komitmen perusahaan untuk mencegah hal itu.
“Kami akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar untuk kategori produk tersebut. Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut,” ujar Anggini.
Dalam keterangan resmi Senin (11/12), manajemen TikTok dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sebagai pemegang saham Tokopedia, menegaskan komitmennya untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada pelaku UMKM di Indonesia. Salah satu caranya adalah memastikan pengelolaan ekosistem pasar lokal (e-commerce) untuk mendukung persaingan yang sehat setelah sinergi antara Tokopedia dan TikTok Shop.
“Komitmen dalam kemitraan ini di antaranya membuka pusat pengembangan talenta digital di berbagai tempat di Indonesia dan memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan secara wajar,” demikian pernyataan manajemen GoTo dan TikTok.
Baca juga: Mendag beri waktu 4 bulan uji coba sinergi TikTok Shop dan Tokopedia
Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan GoTo berkomitmen untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi pelaku UMKM di Indonesia melalui e-commerce dan menciptakan lapangan kerja baru.
Saat ini lebih dari 90 persen pedagang dalam ekosistem TikTok-Tokopedia adalah pelaku UMKM yang akan mendapatkan dukungan melalui program-program dari TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo, termasuk promosi produk, program pelatihan, dukungan pemasaran, dan pembukaan pusat pengembangan talenta digital di berbagai lokasi di Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan juga memberi waktu tiga hingga empat bulan untuk uji coba sistem kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia.
“Jadi, ini percobaan selama 3-4 bulan, nanti kita nilai, kita lihat seperti apa, Jadi TikTok itu dia bukan e-commerce, e-commerce-nya yang jualan itu Tokopedia, cuma ini kan teknologinya tinggi perlu uji coba, trial and error,” kata dia pada konferensi pers Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS) 12.12, di Tokopedia Tower, Jakarta, Selasa (12/12).
Zulhas, sapaan akrab Mendag, menjelaskan bahwa upaya kolaborasi kedua platform tersebut bertujuan untuk membantu para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat kembali menjual produknya di platform tersebut. Pada masa uji coba yang sedang berlangsung ini, Zulhas meminta kedua platform untuk mengutamakan produk-produk lokal.
Selain itu, keputusan kolaborasi kedua platform ini juga sebagai upaya mengatur tata niaga perdagangan elektronik, khususnya ekspor impor untuk melindungi pelaku UMKM di Indonesia.
“Inilah yang kita harapkan ekosistemnya ini sedang kita bangun agar e-commerce ini memberikan manfaat kepada orang lain, kepada UMKM kepada industri dan negeri. Tata niaga sudah kita perbaiki, kebijakan post border sudah kita tutup. Industri dalam negeri tidak mungkin lagi bisa terancam,” tutupnya.
Baca juga: Prospek Tokopedia diprediksi lebih positif usai diakuisisi TikTok
Baca juga: Tokopedia luncurkan fitur baru "Cari Sekaligus" untuk mudahkan pembeli
Baca juga: Tokopedia luncurkan fitur Jasa Pasang Otomotif di Jabodetabek
Kemitraan strategis ini, membuat bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia dikombinasikan di bawah Tokopedia. Dalam hal ini, TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia dan fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola Tokopedia.
Kepala Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan menegaskan bahwa perusahaan terus berkomitmen untuk menghadirkan platform yang merangkul dan adil bagi semua pedagang.
“Kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi,” kata Anggini, dalam keterangan yang disampaikan kepada Antara, Jumat.
Baca juga: Harbolnas, TikTok Shop Indonesia dan GoTo resmi jalin kerja sama
Sebelumnya sempat ada kekhawatiran potensi predatory pricing yang terjadi di sektor e-commerce. Secara definisi, predatory pricing biasa disederhanakan sebagai praktek jual rugi.
Tujuan utamanya ialah berupaya menyingkirkan kompetitor dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.
Namun Anggini menegaskan komitmen perusahaan untuk mencegah hal itu.
“Kami akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar untuk kategori produk tersebut. Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut,” ujar Anggini.
Dalam keterangan resmi Senin (11/12), manajemen TikTok dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sebagai pemegang saham Tokopedia, menegaskan komitmennya untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada pelaku UMKM di Indonesia. Salah satu caranya adalah memastikan pengelolaan ekosistem pasar lokal (e-commerce) untuk mendukung persaingan yang sehat setelah sinergi antara Tokopedia dan TikTok Shop.
“Komitmen dalam kemitraan ini di antaranya membuka pusat pengembangan talenta digital di berbagai tempat di Indonesia dan memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan secara wajar,” demikian pernyataan manajemen GoTo dan TikTok.
Baca juga: Mendag beri waktu 4 bulan uji coba sinergi TikTok Shop dan Tokopedia
Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan GoTo berkomitmen untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi pelaku UMKM di Indonesia melalui e-commerce dan menciptakan lapangan kerja baru.
Saat ini lebih dari 90 persen pedagang dalam ekosistem TikTok-Tokopedia adalah pelaku UMKM yang akan mendapatkan dukungan melalui program-program dari TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo, termasuk promosi produk, program pelatihan, dukungan pemasaran, dan pembukaan pusat pengembangan talenta digital di berbagai lokasi di Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan juga memberi waktu tiga hingga empat bulan untuk uji coba sistem kolaborasi TikTok Shop dengan Tokopedia.
“Jadi, ini percobaan selama 3-4 bulan, nanti kita nilai, kita lihat seperti apa, Jadi TikTok itu dia bukan e-commerce, e-commerce-nya yang jualan itu Tokopedia, cuma ini kan teknologinya tinggi perlu uji coba, trial and error,” kata dia pada konferensi pers Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS) 12.12, di Tokopedia Tower, Jakarta, Selasa (12/12).
Zulhas, sapaan akrab Mendag, menjelaskan bahwa upaya kolaborasi kedua platform tersebut bertujuan untuk membantu para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat kembali menjual produknya di platform tersebut. Pada masa uji coba yang sedang berlangsung ini, Zulhas meminta kedua platform untuk mengutamakan produk-produk lokal.
Selain itu, keputusan kolaborasi kedua platform ini juga sebagai upaya mengatur tata niaga perdagangan elektronik, khususnya ekspor impor untuk melindungi pelaku UMKM di Indonesia.
“Inilah yang kita harapkan ekosistemnya ini sedang kita bangun agar e-commerce ini memberikan manfaat kepada orang lain, kepada UMKM kepada industri dan negeri. Tata niaga sudah kita perbaiki, kebijakan post border sudah kita tutup. Industri dalam negeri tidak mungkin lagi bisa terancam,” tutupnya.
Baca juga: Prospek Tokopedia diprediksi lebih positif usai diakuisisi TikTok
Baca juga: Tokopedia luncurkan fitur baru "Cari Sekaligus" untuk mudahkan pembeli
Baca juga: Tokopedia luncurkan fitur Jasa Pasang Otomotif di Jabodetabek
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: