Kairo (ANTARA News) - Kepala staf angkatan bersenjata Mesir mengajak massa turun ke jalan besar demi memberi dia mandat guna mengatasi kekerasan yang melonjak sejak tergulingnya Presiden Mohamed Morsi, sekaligus untuk menekan Ikhwanul Muslimin.
Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang mendongkel Moursi pada 3 Juli lalu dan mendudukkan pemerintahan sementara menyusul gelombang besar protes jalanan, mengatakan dia tak menginginkan pertumpahan darah berlanjut dan menyerukan rekonsiliasi nasional.
Namun Ikhwanul Muslimin yang menuduh Sisi memimpin kudeta militer menyebut seruan mengadakan demonstrasi besar-besaran di seluruh penjuru negeri itu adalah untuk mengancam lawan-lawan politiknya dan mengantarkan kepada perang saudara.
Berbicara setelah bentrok jalanan yang sporadis selama berhari-hari dan membuat lebih dari 100 orang tewas, Sisi mengatakan rakyat biasa Mesir mesti turun ke jalan untuk memperkuat tentara dan polisi.
"Saya memohon semua rakyat Mesir Jumat nanti turun ke jalan untuk memberi saya mandat dan perintah untuk menghadapi kekerasan dan terorisme yang mungkin (terjadi)," kata dia dalam acara wisuda akademi militer yang disiarkan langsung televisi nasional.
Massa jalanan telah memainkan peran sangat penting dalam transisi demokrasi di Mesir, sementara para pendukung Ikhwanul Muslimin terus membanjiri jalan-jalan di Mesir.
"Sisi tengah memaklumatkan perang saudara," kata Mohamed El-Beltagy, politisi senior Ikhwanul Muslimin. "Jelas sudah. Dialah orang yang mengumpulkan orang-orang pada 30 Juni untuk mendukung kudeta militer dan kini dia mengumpulkan lagi orang-orang itu untuk (demonstrasi) Jumat."
Seorang diplomat Barat di Kairo menyebut seruan Sisi ini menggambarkan perkembangan yang memburuk di Mesir.
"Kami menyaksikan meningkatnya kekerasan saat kedua kubu bertemu," kata dia seperti dikutip Reuters.
Mesir gawat, militer ajak rakyat turun ke jalan
24 Juli 2013 22:45 WIB
Massa jalanan telah memainkan peran sangat penting dalam transisi demokrasi Mesir, dari memicu ambruknya Hosni Mubarak sampai mendongkel Mohammed Moursi 30 Juni lalu. (REUTERS/Yannis Behrakis)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: