Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan keluarga perlu menjadi arus utama pembangunan manusia.

“Arahan Bapak Presiden Jokowi itu bagaimana keluarga menjadi bagian yang diarusutamakan dalam pembangunan. Kalau kita sudah menganggap bahwa sumber daya manusia itu menjadi hal yang penting, maka ada kepekaan terhadap urgensi, biasanya banyak orang yang tidak punya perhatian terhadap kualitas SDM," kata Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Hasto menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Koordinasi Stunting Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (13/12).

"Sudah bagus bahwa sekarang ini NTB sudah memprioritaskan dan punya rasa bahwa ini adalah suatu hal yang penting yaitu kualitas SDM, khususnya stunting," ujarnya.

Baca juga: Presiden: Pembangunan manusia Indonesia masuk kategori tinggi

Hal penting lain, menurut Hasto, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk makan makanan bergizi sebagai langkah nyata menurunkan stunting, khususnya di NTB.

“Kesadaran untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi itu juga menjadi bagian dari urgensi yang harus diprioritaskan. Kalau ada orang yang mengarusutamakan pembangunan, misalnya gender atau perempuan, mesti diiringi juga dengan bagaimana mengkonsumsi nutrisi gizi yang baik, karena bukti menunjukkan bahwa semakin ke pelosok desa, variasi makannya semakin tidak bagus," ucapnya.

Strategi menurunkan stunting memang butuh prioritas agar bisa fokus pada daerah-daerah yang prevalensinya masih tinggi. Di sisi lain juga harus memegang teguh asas keadilan dan pemerataan, katanya.

Baca juga: BKKBN: Indeks Pembangunan Manusia RI duduki peringkat 130 dunia

"Jadi equal equity itu menjadi konsep yang selalu kami pegang teguh tentunya, itu bagian dari strategi," ujar Hasto.

Selain faktor sensitif dan spesifik, juga ada faktor menengah seperti angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan banyaknya kelahiran tiap 1.000 perempuan pada kelompok umur tertentu atau Age Spesific Fertility Rate (ASFR).

"Prioritas program dengan pendewasaan usia pernikahan juga akan sangat signifikan untuk menurunkan stunting, inilah bagian dari strategi dengan kami mengintervensi yang tepat permasalahan," tuturnya.

Baca juga: BKKBN bersama mitra kolaborasi dalam Program Pasti atasi stunting
Baca juga: BKKBN pastikan kawal gizi anak stunting agar produktif di masa depan