London (ANTARA News) - Apa dan bagaimana cara yang ngepas bagi Chelsea FC meningkatkan kualitas penampilan lewat taktik ciamik di Liga Inggris (Premier League) musim kompetisi 2013/2014?

Musim 2012/2013, bukan musim yang memberi sukses bagi Chelsea. Di bawah pelatih Rafa Benitez, pasukan The Blues mampu melaju sampai ke final Liga Eropa, sebagaimana dikutip dari thinkfootball.com

Klub ini juga terjengkang di fase grup Liga Champions, kehilangan tiga final di berbagai kompetisi, terbilang kedodoran menghadapi laju lokomotif dari kompetisi Liga Inggris musim lalu, meski ada secercah harapan ketika ditangani oleh Roberto Di Matteo. Kini Chelsea dibesut oleh Jose Mourinho.

Menjadi juara Liga Eropa menjadi modal bagi Chelsea untuk melakukan ziarah di kompetisi Liga Inggris yang akan bergulir pada Agustus 2013.

Pertanyaannya, apa yang keliru dari ramuan taktik yang dilakoni Chelsea? Pada bagian mana, Chelsea harus membenahi diri?

Pertama, lini pertahanan:
Chelsea punya lini pertahanan yang lumayan kokoh ketika tampil di kompetisi Liga Inggris musim lalu. Di atas kertas, mereka mencacatkan diri sebagai tim yang mampu menggalang pertahanan secara rapih di antara klub-klub lain.

Buktinya, mereka tidak mampu mencapai "clean-sheets" di Liga Champions. Ini terbukti ketika mereka gagal mempertahankan kemenangan -meski sudah unggul 2-0 - ketika menghadapi Juventus di awal turnamen.

Di lini bek tengah, Chelsea punya masalah di musim lalu. John Terry belum tampil sesuai harapan karena ia masih harus berjuang dengan kebugarannya. Cahill menjadi pilihan, meski ia kerapkali kehilangan konsentrasi, dan cara ia mengambil posisi tidak senantiasa memberi kenyamanan bagi rekan-rekannya.

Dengan segala kekurangan, Chelsea masih perlu mengandalkan Terry. Pilihan selanjutnya jatuh kepada David Luiz. Posisi pas pemain asal Brazil ini kerapkali tidak selalu jelas. Penampilannya masih terbilang angin-anginan di berbagai turnamen.

Kemampuan Luiz hampir sebanding dengan Terry. Meski masih harus terus mengasah kemampuan memenangi perebutan bola menghadapi lawan, Luiz masih menjadi pilihan terbaik bagi mobilitas Chelsea di musim depan.

Ivanovic tergolong pemain multi talenta meski masih memerlukan mitra sekelas dirinya. Di sinilah, letak jantung soal bahwa Chelsea memerlukan bek tengah berkualitas yang terus bergerak dengan atau tanpa bola sekalipun.

Chelsea sejauh ini tidak memiliki pemain bertahan yang jagoan dalam penguasaan bola dan mampu memenangi perang di lini tengah. Di wilayah inilah, The Blues perlu memperkuat investasi pemainnya.

Kedua, kelemahan di gelandang tengah:
Pilihan gelandang bagi kubu Chelsea terbilang lengkap. Soalnya, mereka umumnya belum siap benar memerankan posisi sebagai gelandang bertahan.

Ramires memang mampu tampil mobile, tetapi ia lebih baik menempati posisi sebagai gelandang serang. Kalau ia diplot untuk memperkuat lini pertahanan, maka penampilannya kurang efektif dan kurang efisien, bahkan percuma saja.

Luiz mampu mengisi kekurangan ini, tetapi akurasi umpannya masih tergolong rendah. Di sini Lampard tampil sebagai gelandang yang mobile. Hanya saja, ketika Lampard kehilangan penguasaan bola, laju roda mobilitas tim tersendat.

Ketiga, kebutuhan mendesak untuk mendatangkan striker baru. Torres hanya menjaringkan tujuh gol selama liga bergulir, termasuk gol terakhirnya pada Desember 2012.

Demba Ba telah mengemas 10 gol, karena itu Chelsea menggantungkan harapan kepada produktivitas pemain ini. Punya striker dengan pergerakan yang mumpuni bakal mempertajam daya gedor Chelsea.

Torehan rekor Torres di liga domestik tidak terlalu melegakan kubu Chelsea. Banyak pendukung lebih mengarahkan perhatian kepada Lukaku yang dapat mengisi posisi sebagai striker meski usia pemain asal Belgia ini masih tergolong relatif muda.

Lampard mampu mencetak 15 gol di musim lalu di ajang kompetisi Liga Inggris. Pertanyaannya, apakah sudah saatnya Chelsea mencari striker baru memasuki musim depan?

Keempat, Chelsea harus punya skuad yang kompak dan tangguh. Skuad perlu dihuni oleh sejumlah pemain yang memang punya "tenaga dan kebugaran" ekstra mengingat mereka harus melakoni banyak pertandingan.

Fakta bahwa Ryan Bertrand dan Ramires kurang banyak diturunkan sebagai gelandang di sejumlah laga, membuktikan bahwa Chelsea masih belum optimal mendayagunakan seluruh pemain. Benayoun dan Marin menyisakan pekerjaan rumah tersendiri bagi tim.

Victor Moses oke-oke saja, tetapi ia masih belum sekelas dibandingkan Hazard atau Oscar. Di sinilah, pilihan kepada Andre Schurrle terbilang tepat sasaran.