Washington (ANTARA News) - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan rokok rasa mint kemungkinan menimbulkan risiko kesehatan publik yang lebih besar dari pada rokok nonmenthol.

Badan ini mengeluarkan apa yang disebut pemberitahuan di muka pengusulan pembuatan peraturan, mencari masukan dari masyarakat terkait dengan opsi peraturan potensial yang mungkin dipertimbangkan, seperti menetapkan standar produk tembakau.

"Sementara hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan rokok menthol lebih beracun atau kurang beracun atau berisiko lebih menyebabkan penyakit kepada para pengisapnya dibanding rokok biasa, ada cukup data yang menunjukkan bahwa penggunaan menthol diasosiasikan dengan meningkatnya pengenalan rokok oleh remaja dan dewasa muda," demikian FDA seperti dirilis kantor berita Xinhua.

Menthol dalam rokok diasosiasikan bisa lebih menyebabkan kecanduan. Penghisap rokok menthol menunjukkan tanda ketergantungan nikotin yang lebih besar dan sulit berhenti merokok.

Berdasarkan FDA, lebih dari 400 ribu kematian per tahun di AS disebabkan penggunaan tembakau. Lebih dari 30 persen perokok dewasa dan lebih dari 40 persen dari keseluruhan perokok muda di AS dilaporkan mengisap rokok menthol.

"Rokok menthol menimbulkan berbagai keprihatinan kesehatan publik yang serius," kata Komisioner FDA Margaret Hamburg.

Penelitian terkait menthol yang saat ini didanai FDA meliputi kaitan perbedaan genetik dalam persepsi rasa dengan mengapa populasi ras dan etnis tertentu lebih mungkin mengisap rokok menthol dibanding dengan paparan racun asap rokok dan karsinogen dari rokok menthol dan nonmenthol.

Penelitian juga menguji efek senyawa menthol dan nonmenthol dalam berbagai produk tembakau baik pada kecanduan tembakau maupun racun dari asap tembakau.