DPR minta pemerintah antisipasi COVID saat Natal dan Tahun Baru
14 Desember 2023 14:37 WIB
Arsip foto - Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina (kiri) dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema "Caleg Artis Dobrak Hegemoni Politik" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023). ANTARA/HO-KWP/am.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina meminta pemerintah mengantisipasi dan menyiapkan strategi dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 dan Pneumonia, khususnya jelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Kondisi saat ini menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 dan potensi wabah pneumonia yang dapat meluas, akibat lonjakan kerumunan dan mobilitas yang tinggi selama liburan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35 sampai 40 kasus. Sementara, pasien yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 sampai 131 orang.
Terbaru, 2 pasien COVID-19 di Jakarta dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan untuk kasus virus Pneumonia, Kemenkes mencatat provinsi Jawa Barat menjadi yang paling banyak terdapat pasien positif. Lalu untuk Insiden rate ISPA maupun Pneumonia, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lainnya akibat buruknya kualitas udara.
Baca juga: Masyarakat diimbau terapkan PHBS cegah mycoplasma pneumonia
Baca juga: Dinkes DKI sosialisasikan tiga cara cegah mycoplasma pneumonia
“Munculnya kasus Pneumonia misterius yang menyerang anak, harus menjadi perhatian serius. Kita tidak boleh main-main karena penyakit ini mengancam anak-anak yang sangat rentan dengan penyebaran virus,” katanya menegaskan.
Dia juga mendorong dilakukannya peningkatan kapasitas Rumah Sakit (RS) di seluruh Indonesia. Arzeti menyebut, peningkatan kapasitas di RS termasuk penambahan tempat tidur, fasilitas perawatan intensif, dan personel medis yang memadai.
"Pemerintah juga harus menjamin bahwa persediaan peralatan medis mencukupi, untuk mengatasi kebutuhan selama lonjakan kasus. Ini mencakup ventilator, alat tes, dan perlengkapan medis lain," harapnya.
Arzeti menyarankan beberapa langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan yakni dengan pemberian vaksin Pneumonia dan vaksin Flu sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter. Dia meminta pemerintah menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, khususnya untuk anak-anak agar terhindar dari penyakit Pneumonia misterius.
Baca juga: Dinkes Yogyakarta tak temukan mycoplasma dari ratusan kasus pneumonia
Bahkan, Arzeti menekankan pentingnya memasifkan informasi mengenai imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) bagi anak-anak, yang saat ini sudah menjadi program gratis dari Pemerintah. Imunisasi PCV merupakan cara tepat untuk mencegah penyakit Pneumonia.
"Kondisi saat ini menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 dan potensi wabah pneumonia yang dapat meluas, akibat lonjakan kerumunan dan mobilitas yang tinggi selama liburan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35 sampai 40 kasus. Sementara, pasien yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 sampai 131 orang.
Terbaru, 2 pasien COVID-19 di Jakarta dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan untuk kasus virus Pneumonia, Kemenkes mencatat provinsi Jawa Barat menjadi yang paling banyak terdapat pasien positif. Lalu untuk Insiden rate ISPA maupun Pneumonia, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lainnya akibat buruknya kualitas udara.
Baca juga: Masyarakat diimbau terapkan PHBS cegah mycoplasma pneumonia
Baca juga: Dinkes DKI sosialisasikan tiga cara cegah mycoplasma pneumonia
“Munculnya kasus Pneumonia misterius yang menyerang anak, harus menjadi perhatian serius. Kita tidak boleh main-main karena penyakit ini mengancam anak-anak yang sangat rentan dengan penyebaran virus,” katanya menegaskan.
Dia juga mendorong dilakukannya peningkatan kapasitas Rumah Sakit (RS) di seluruh Indonesia. Arzeti menyebut, peningkatan kapasitas di RS termasuk penambahan tempat tidur, fasilitas perawatan intensif, dan personel medis yang memadai.
"Pemerintah juga harus menjamin bahwa persediaan peralatan medis mencukupi, untuk mengatasi kebutuhan selama lonjakan kasus. Ini mencakup ventilator, alat tes, dan perlengkapan medis lain," harapnya.
Arzeti menyarankan beberapa langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan yakni dengan pemberian vaksin Pneumonia dan vaksin Flu sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter. Dia meminta pemerintah menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, khususnya untuk anak-anak agar terhindar dari penyakit Pneumonia misterius.
Baca juga: Dinkes Yogyakarta tak temukan mycoplasma dari ratusan kasus pneumonia
Bahkan, Arzeti menekankan pentingnya memasifkan informasi mengenai imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) bagi anak-anak, yang saat ini sudah menjadi program gratis dari Pemerintah. Imunisasi PCV merupakan cara tepat untuk mencegah penyakit Pneumonia.
Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023
Tags: