Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat melakukan kunjungan ke dua perusahaan guna meninjau ketersediaan bahan pangan pokok selama bulan Ramadhan dan persiapan untuk hari raya Idul Fitri.

"Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi ketersediaan dan harga pangan menjelang puasa dan Lebaran adalah memantau dan memastikan kecukupan bahan pangan pokok khususnya tepung terigu dan minyak goreng, sekaligus mendapatkan kepastian informasi langsung dari industri mengenai kondisi pasar," kata Menperin dalam rilis yang diterima ANTARA News, Rabu.

Menperin melakukan kunjungan kerja ke PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills dan PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (PT Smart).

Disebutkan, konsumsi tepung terigu nasional meningkat. Semester pertama tahun 2013, jumlahnya mencapai 2,6 juta mt, naik sekitar 1,08 persen dari periode serupa tahun lalu. Sebanyak 90 persen tepung terigu diambil dari dalam negeri, sisanya impor.

"Jumlah industri tepung terigu nasional saat ini mencapai 21 pabrik dan akan bertambah sekitar 3 pabrik lagi pada tahun ini, dengan total kapasitas giling gandum sebesar kurang-lebih 8,1 juta ton/tahun," tegas Menperin.

Sejak tahun 2010, produksi tepung terigu terus meningkat. Tahun 2010, produksi tepung terigu nasional berjumlah 3,6 juta ton, 2011 4 juta ton, dan tahun 2012 mencapai 4,6 juta ton. Pasokan rata-rata tepung terigu setiap bulannya sekitar 400.000 -450.000 mt/bulan dan dapat meningkat 20 - 30 % menjelang lebaran.

Sebagai antisipasi tingginya permintaan menjelang lebaran, produsen tepung terigu meningkatkan produksi mereka sebesar 20 persen.

Sementara itu, Menperin memperkirakan kebutuhan minyak goreng sawit (MGS) nasional tahun 2013 sebanyak 5,22 juta ton, sekitar 435 ribu ton per bulan.

"Untuk suplai minyak sawit mentah (CPO) tertinggi dalam memenuhi kebutuhan produksi MGS, terjadi selama empat bulan yakni pada Februari hingga Juni 2013. Hal ini diperkirakan karena produksi MGS untuk memenuhi permintaan selama Ramadhan dan Lebaran telah dipersiapkan pada bulan-bulan sebelumnya,” kata Menperin Mohamad S Hidayat.

Tahun ini, sebanyak 75 unit usaha industri MGS ada di Indonesia dengan kapasitas 25 juta ton per tahun. Produksi CPO tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 27,39 juta ton dari 25,64 juta ton tahun lalu.

Jumlah CPO yang diolah menjadi produk olahan sebesar 17,55 juta ton atau 68,45 persen pada tahun 2012. Dari jumlah itu, produk yang diolah menjadi MGS sebesar 16,67 juta ton dan bahan makanan lainnya (mentega, shortening, dll) sebesar 0,36 juta ton. Selain itu produk olahan CPO juga termasuk produk non makanan (oleochomicals dan biodiesel) sebesar 1,65 juta ton.

Sejak Januari hingga Juni 2013, suplai MGS ke pulau Jawa melalui Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya mencapai 3.050.000 ton atau rata-rata 508.333 ton per bulan.