Tokyo (ANTARA) - IPB University dan Chuo Joho Institute Technology (CJI) menyepakati kerja sama program “3+2” yang dirancang agar lulusan langsung bisa memasuki pasar kerja di Jepang.

“Saya yakin kerja sama pendidikan vokasi ini dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia terbaik yang diperlukan Indonesia dan Jepang. Namun, kuantitas juga harus ditargetkan agar kebutuhan tenaga kerja kedua negara terpenuhi,” kata Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi di Tokyo, Kamis.

Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Rektor IPB University Arif Satria dan Presiden CJI Hiroshi Okamoto.

Rektor Arif Satria menganggap bahwa kerja sama dengan CJI ini sangat strategis dan merupakan bagian upaya IPB University dalam mengukuhkan komitmen untuk membangun ekosistem pendidikan, program penelitian dan pengabdian masyarakat yang mampu meningkatkan resiliensi, perubahan cara berpikir, mendisain masa depan dan mencapai keberlanjutan.

“Kami meyakini kerja sama ini akan ikut menyumbangkan dukungan pada keberlanjutan lingkungan dan masyarakat melalui teknologi informasi dan pengembangan pertanian sehingga memiliki dampak terhadap masyarakat global,” katanya.

Presiden CJI Hiroshi Okamoto menyampaikan kerja sama tersebut adalah sebuah kehormatan yang sejalan dengan visi CJI, yakni "Menciptakan Masa Depan".

Institusi tersebut telah mendidik lebih dari 1.000 mahasiswa di bidang TI, AI, bisnis, dan bahasa Jepang, dengan tingkat penyerapan alumni dalam berbagai industri mencapai dari 95 persen.

Kerja sama itu memungkinkan CJI menyediakan pendidikan bahasa Jepang dan vokasi bagi warga Indonesia asal IPB University dan akan membantu cita-cita global mereka.

Okamoto meyakini kesepakatan itu akan menguatkan kerja sama pendidikan dan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

Melalui Atase Pendidikan KBRI Tokyo dan Sekolah Vokasi IPB, CJI memulai inisiatif tersebut yang bermula dari diskusi sejak Agustus 2023.

Program itu mendukung J-Mirai Project, inisiasi pemerintah Jepang yang bertujuan membuka peluang bagi orang asing untuk belajar dan bekerja di Jepang.

Menurut Dosen Indonesia yang mengajar di CJI Dewi Ariantini Yudhasari, Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang mendukung skema itu dan telah menyediakan hibah untuk memastikan kelancaran program.

Pada 2024, program itu akan memasuki fase implementasi dengan menerima enam mahasiswa dari Sekolah Vokasi IPB University yang akan diarahkan untuk bekerja di sektor seperti Perhotelan dan Sumber Daya Manusia.

Para mahasiswa itu berasal dari program studi Ekowisata, Pertanian, dan Akuntansi.

Rencana implementasi program mencakup pembelajaran bahasa Jepang, pengurusan dokumen keberangkatan, persiapan ujian kemampuan bahasa, pembiayaan pendidikan, dan persiapan asrama di Jepang.

Program itu juga termasuk konsultasi dan pembinaan berkala, serta penempatan di perusahaan mitra CJI setelah menyelesaikan program business design selama satu tahun.

Baca juga: IPB University sampaikan lima agenda pasca 60 tahun
Baca juga: Dubes Jepang ajak warga Indonesia perdalam ikatan persahabatan