Jenewa (ANTARA) - Forum Pengungsi Global (Global Refugee Forum/GRF) 2023 yang berlangsung selama tiga hari dimulai di Jenewa pada Rabu (13/12), dengan sekitar 4.000 delegasi dari 165 negara diperkirakan akan menghadiri forum tersebut.

Para delegasi, termasuk di antaranya pemimpin pengungsi, kepala negara, pemimpin bisnis, akan membahas berbagai tantangan mendesak dan solusi jangka panjang yang diperlukan bagi orang-orang terlantar, yang 36 juta di antaranya merupakan pengungsi.

Komisaris Tinggi Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Filippo Grandi mengatakan dirinya berharap acara tersebut dapat memberikan kesempatan untuk kembali berkomitmen terhadap beberapa tindakan dasar yang diperlukan untuk merespons pengungsian paksa, melindungi orang-orang yang terpaksa mengungsi, berbagi tanggung jawab dengan pihak yang menampung mereka dan berupaya mengatasi akar penyebab mereka mengungsi.

Dia menuturkan bahwa saat ini, terdapat 114 juta pengungsi dan orang terlantar di dunia, yang mengalami persekusi, pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan, konflik bersenjata, dan kekacauan publik yang serius terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Seorang pria duduk di samping bangunan yang rusak pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, 10 Desember 2023. (Xinhua)



Dia menyerukan kepada para peserta untuk memastikan bahwa semua pengungsi, terlepas dari mana mereka berasal, mendapatkan perhatian dan dukungan, serta menjadikan Forum Pengungsi Global ini sebagai momen persatuan.

​​​​​​"Kita semua bersatu untuk memastikan bahwa mereka yang mengungsi karena kehidupan, kebebasan, dan keamanan mereka terancam bisa mendapatkan perlindungan," ujar Grandi.

Dia menyoroti bencana besar kemanusiaan yang saat ini terjadi di Jalur Gaza, seraya mengatakan bahwa tragisnya, mungkin akan ada lebih banyak lagi kematian dan penderitaan warga sipil serta pengungsian lebih lanjut yang mengancam wilayah tersebut.

"Saya tidak dapat membuka Forum Pengungsi Global tanpa terlebih dahulu menyuarakan seruan sekretaris jenderal PBB untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan sandera, serta melanjutkan kembali dialog tulus yang mengakhiri konflik untuk selamanya dan membawa perdamaian serta keamanan nyata bagi rakyat Israel dan Palestina," kata Grandi.

Grandi menyerukan dunia untuk juga memperhatikan krisis kemanusiaan dan pengungsi lainnya yang mendesak.

Digelar setiap empat tahun sekali, forum tersebut merupakan konferensi internasional terbesar mengenai isu pengungsi. Gelaran 2023 bertujuan untuk memfokuskan diskusi internasional pada solusi dibandingkan krisis itu sendiri.