UI edukasi siswa SMAN 1 Depok ilmu kebumian
13 Desember 2023 20:02 WIB
Dosen FMIPA UI ketika memberika edukasi kepada siswa SMN 1 Depok tentang keragaman geologi bumi di mini museum Laboratorium Alam Parangtopo FMIPA UI. ((ANTARA/HO: Humas UI))
Depok (ANTARA) - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) memberikan edukasi kepada siswa SMA Negeri 1 Kota Depok, Jawa Barat, tentang keragaman geologi bumi di mini museum Laboratorium Alam Parangtopo FMIPA UI.
Kegiatan edukasi sebagai bagian dari pengabdian masyarakat (pengmas) tersebut diberikan oleh sejumlah dosen Program Studi Geologi.
Ketua Tim Pengmas FMIPA UI Reza Syahputra di Depok, Rabu, mengatakan edukasi ini penting dilakukan karena segala aspek kehidupan manusia bergantung pada fenomena geologi, seperti energi, sumber daya alam, hingga kebencanaan.
Dengan edukasi ini, lanjut dia, para siswa dapat mengenal secara langsung berbagai macam batuan yang umum dan sering ditemukan di alam, serta dinamika pergerakan bumi.
Ia mengatakan para siswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga melihat dan menyentuh langsung beragam batuan dan mineral yang tersimpan di mini museum Laboratorium Alam Parangtopo FMIPA UI.
Baca juga: UI pasang alat pantau banjir di tujuh sungai di Sumedang
"Edukasi diberikan melalui permainan identifikasi batuan yang ada di mini museum Laboratorium Parangtopo," katanya.
Ia berharap kegiatan itu mampu mengedukasi siswa untuk memahami berbagai jenis batuan berdasarkan variasi keterbentukannya, serta mengaitkan teori ilmu kebumian dengan realitas yang ada di sekitar.
Menurut Reza, seluruh peristiwa bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi, terjadi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik di kerak benua dan samudera. Pergerakan lempeng tersebut memberikan dampak signifikan pada keberagaman mineral dan batuan di permukaan bumi. Hasilnya, bumi memiliki zonasi geologi yang beragam dengan komposisi batuan yang unik.
"Untuk memahami bagaimana bumi bekerja kita dapat melakukannya dengan mengamati produk dari proses geologi tersebut, salah satunya adalah batuan dan mineral," ucapnya.
Baca juga: Ahli: Indonesia Minim Data Gempa Bumi
Para peserta kemudian diberi kesempatan melihat berbagai koleksi serta mengidentifikasi mineral dan batuan secara fisik. Mereka mengobservasi secara langsung dengan menggunakan mikroskop material batuan yang telah disayat.
Para siswa juga diajak mengenal batuan umum, seperti basal, gabbro, granit, dan batu apung, serta batuan yang memiliki nilai ekonomi, seperti batu bara dan mineral berharga, seperti kalsedon, kuarsa, dan jasper. Selain itu beberapa jenis mineral juga diperkenalkan, seperti kecubung, pyrite, azurite, dan malachite.
Reza berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi mendorong generasi muda semakin peduli dan termotivasi memahami kompleksitas keberagaman geologi bumi.
Baca juga: UI buka prodi geologi dan geofisika
Kegiatan edukasi sebagai bagian dari pengabdian masyarakat (pengmas) tersebut diberikan oleh sejumlah dosen Program Studi Geologi.
Ketua Tim Pengmas FMIPA UI Reza Syahputra di Depok, Rabu, mengatakan edukasi ini penting dilakukan karena segala aspek kehidupan manusia bergantung pada fenomena geologi, seperti energi, sumber daya alam, hingga kebencanaan.
Dengan edukasi ini, lanjut dia, para siswa dapat mengenal secara langsung berbagai macam batuan yang umum dan sering ditemukan di alam, serta dinamika pergerakan bumi.
Ia mengatakan para siswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga melihat dan menyentuh langsung beragam batuan dan mineral yang tersimpan di mini museum Laboratorium Alam Parangtopo FMIPA UI.
Baca juga: UI pasang alat pantau banjir di tujuh sungai di Sumedang
"Edukasi diberikan melalui permainan identifikasi batuan yang ada di mini museum Laboratorium Parangtopo," katanya.
Ia berharap kegiatan itu mampu mengedukasi siswa untuk memahami berbagai jenis batuan berdasarkan variasi keterbentukannya, serta mengaitkan teori ilmu kebumian dengan realitas yang ada di sekitar.
Menurut Reza, seluruh peristiwa bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi, terjadi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik di kerak benua dan samudera. Pergerakan lempeng tersebut memberikan dampak signifikan pada keberagaman mineral dan batuan di permukaan bumi. Hasilnya, bumi memiliki zonasi geologi yang beragam dengan komposisi batuan yang unik.
"Untuk memahami bagaimana bumi bekerja kita dapat melakukannya dengan mengamati produk dari proses geologi tersebut, salah satunya adalah batuan dan mineral," ucapnya.
Baca juga: Ahli: Indonesia Minim Data Gempa Bumi
Para peserta kemudian diberi kesempatan melihat berbagai koleksi serta mengidentifikasi mineral dan batuan secara fisik. Mereka mengobservasi secara langsung dengan menggunakan mikroskop material batuan yang telah disayat.
Para siswa juga diajak mengenal batuan umum, seperti basal, gabbro, granit, dan batu apung, serta batuan yang memiliki nilai ekonomi, seperti batu bara dan mineral berharga, seperti kalsedon, kuarsa, dan jasper. Selain itu beberapa jenis mineral juga diperkenalkan, seperti kecubung, pyrite, azurite, dan malachite.
Reza berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi mendorong generasi muda semakin peduli dan termotivasi memahami kompleksitas keberagaman geologi bumi.
Baca juga: UI buka prodi geologi dan geofisika
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: