Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat memberikan catatan serius terhadap tiga tayangan stasiun televisi yakni Trans 7, Trans TV, dan ANTV yang dinilai menyajikan tayangan tidak mendidik dan tidak sejalan dengan semangat Ramadhan.
"Tiga stasiun televisi tersebut menayangkan lawakan yang berisi pelecehan, jauh dari nilai Ramadhan, hingga lawakan konyol," kata Anggota Komisi Infokom MUI Usman Yatim dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Menurut Usman, program Ramadhan yang mendapat catatan serius yaitu "Yuk Kita Sahur" dan "Karnaval Ramadhan" (Trans TV), "Sahurnya OVJ" (Trans 7), serta "Sahurnya Pesbukers" (ANTV).
Jika pada Ramadan tahun lalu hanya tiga televisi memperoleh apresiasi positif, pada tahun ini tiga televisi yang masih menuai kritikan serius yakni Trans 7, Trans TV, dan ANTV.
Tim Pemantau MUI juga mencatat beberapa stasiun televisi yang mengalami perubahan signifikan yakni RCTI dan Indosiar.
"Kini di dua stasiun TV itu (RCTI dan Indosiar) tidak ada lagi komedi sarkastik seperti tahun lalu," masih kata Usman.
MUI juga mengapresiasi empat televisi yang menampilkan program berkualitas dan sarat nilai yakni Metro TV, TV One, TVRI, dan Jak TV.
Selain itu MUI juga mengapresiasi beberapa program tayangan komedi yang dikelola positif yakni "Kolak Candil" (Global TV), "Udah Sahur Belum" (Kompas TV), dan "Tuan Abu dan Bung Nawas" (MNC TV).
"Kami meminta agar stasiun TV menayangkan humor-humor yang sehat," tambahnya.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Iddy Muzayyad mengatakan KPI telah melayangkan enam surat teguran yakni "Sahurnya Pesbukers" (ANTV), "Hafidz Indonesia" (RCTI), "Sahurnya OVJ" (Trans 7), "Yuk Kita Sahur" (Trans TV), "Karnaval Ramadhan" (Trans TV), dan "Mengetuk Pintu Hati" (SCTV).
Tayangan di televisi lecehkan nilai-nilai Ramadhan
23 Juli 2013 18:56 WIB
Ilustrasi orang sedang menonton tayangan televisi. (the-marketeers.com)
Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: