Dua jenazah teroris sudah dibawa ke RS Polri
23 Juli 2013 14:30 WIB
Petugas Dokkespol mengeluarkan kantong berisi jenazah terduga teroris yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Senin (22/7). Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris bernama Dayat dan Riza yang merupakan anggota jaringan teroris Poso asal Medan, ketika penggerebekan di Tulungagung, Jatim. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat) ()
Jakarta (ANTARA News) - Dua buronan kasus terorisme yang tewas ditembak aparat Densus 88 di Tulungagung, Jawa Timur, kemarin (22/7/13), jenazahnya sudah dibawa ke RS Sukanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan pemeriksaan DNA.
"Sudah di RS Polri Kramat Jati tadi malam. Karena akan dilakukan tindakan medis," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, tindakan medis tersebut berupa pembersihan, perawatan jenazah, serta pengambilan sampel DNA jenazah.
Sementara dua DPO lainnya kini masih diperiksa oleh Tim Detasemen Khusus 88 untuk pengembangan lebih lanjut. Kedua pria tersebut diidentifikasi sebagai MH (38) dan S (49).
Ronny menjelaskan keduanya berasal dari Tulungagung. "MH sehari-hari bekerja sebagai guru honorer di sekolah dasar negeri dan S adalah staf kesra di desa," katanya.
Pada Senin (22/7) sekitar pukul 08.45 WIB, keempat DPO teroris itu disergap Tim Densus ketika mereka sedang menunggu kendaraan umum di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Kabupaten Tulung Agung.
Tim Densus yang sebelumnya telah mengintai mereka langsung menyergap para target. Tetapi, salah seorang di antara mereka, Dayah, mengeluarkan senjata api dan melawan petugas sehingga terjadi kontak senjata.
Peristiwa tersebut membuat Dayah dan Rizal tewas ditembak oleh Tim Densus. Sementara MH dan S menyerahkan diri.
Ronny menambahkan bahwa keempatnya merupakan DPO kasus terorisme di Poso, Solo, Medan, dan Bali.
"Sudah di RS Polri Kramat Jati tadi malam. Karena akan dilakukan tindakan medis," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, tindakan medis tersebut berupa pembersihan, perawatan jenazah, serta pengambilan sampel DNA jenazah.
Sementara dua DPO lainnya kini masih diperiksa oleh Tim Detasemen Khusus 88 untuk pengembangan lebih lanjut. Kedua pria tersebut diidentifikasi sebagai MH (38) dan S (49).
Ronny menjelaskan keduanya berasal dari Tulungagung. "MH sehari-hari bekerja sebagai guru honorer di sekolah dasar negeri dan S adalah staf kesra di desa," katanya.
Pada Senin (22/7) sekitar pukul 08.45 WIB, keempat DPO teroris itu disergap Tim Densus ketika mereka sedang menunggu kendaraan umum di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Kabupaten Tulung Agung.
Tim Densus yang sebelumnya telah mengintai mereka langsung menyergap para target. Tetapi, salah seorang di antara mereka, Dayah, mengeluarkan senjata api dan melawan petugas sehingga terjadi kontak senjata.
Peristiwa tersebut membuat Dayah dan Rizal tewas ditembak oleh Tim Densus. Sementara MH dan S menyerahkan diri.
Ronny menambahkan bahwa keempatnya merupakan DPO kasus terorisme di Poso, Solo, Medan, dan Bali.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: