Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), penutupan pertama di atas 1.300 dolar AS per ounce dalam hampir lima minggu.

Kenaikan harga emas didukung harapan permintaan lebih besar dari China dan penurunan dolar, lapor Xinhua.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 43,1 dolar AS, atau 3,33 persen, menjadi menetap di 1.336,0 dolar AS per ounce. Penutupan tersebut yang tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 19 Juni tahun ini, menurut data FactSet.

MaketWatch mengatakan logam mencetak kenaikan persentase dan dolar satu hari terbesar sejak 29 Juni 2012.

Analis pasar mengatakan dolar AS turun terhadap mata uang utama lainnya, mendorong indeks dolar ICE lebih rendah, yang baik untuk komoditas berdenominasi dolar seperti emas.

Selain itu, keputusan China untuk melepas kontrol pada suku bunga pinjaman dan membiarkan lembaga keuangan menetapkan suku bunganya sendiri, juga dianggap mendukung untuk membeli emas.

Indeks ICE jatuh ke titik terendah dari 82,047, tingkat terendah dalam lebih dari empat minggu.

Emas juga naik karena spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan stimulus ekonominya, meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai, menurut beberapa analis.

Statistik dari Asosiasi Nasional Makelar Rumah (NAR) AS yang dirilis Senin menunjukkan penjualan "existing home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) di AS turun 1,2 persen pada Juni dalam basis penyesuaian musiman ke tingkat tahunan sebesar 5,08 juta, dibandingkan dengan estimasi pasar 5,28 juta.

Terhadap latar belakang ini, perak untuk pengiriman September naik 1,049 dolar AS, atau 5,39 persen, menjadi ditutup pada 20,509 dolar AS per ounce.





Penerjemah: Apep Suhendar