Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan untuk mendukung tumbuh kembang otak anak harus diperhatikan sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Masih banyak masyarakat yang belum tahu pada fase 1000 HPK merupakan periode emas anak khususnya dalam perkembangan otak," kata Hasto di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan pada periode itu terjadi perkembangan yang sangat cepat pada sel-sel otak dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf serta cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan otak dan saraf yang kompleks.

"Sayang sekali masyarakat masih belum tau bahwa template manusia itu pada 1000 HPK setelah fase itu ubun-ubun ditutup Tuhan, tulang sama tulang ketemu tidak ada celahnya lagi itu sudah menunjukkan otak tidak banyak bertambah lagi," ujarnya.

Baca juga: BKKBN bersama UNFPA bangun sinergi penanganan stunting
Baca juga: BKKBN wisuda 32 kader BKB untuk menjadi agen sosial


Dia menjelaskan walaupun setelah periode tersebut perkembangan otak masih ada namun tidak terlalu signifikan, pada fase seribu hari dapat dihitung sejak sel telur bertemu dengan sperma.

"Seribu hari, sel sperma bertemu dengan sel telur, sampai lahir. Kemudian lahir umur 23 bulan full, mungkin 24 bulan kurang 1 detik lah, prinsipnya seperti itu," kata Hasto.

Hasto berpesan kepada masyarakat kalau mau membuat anaknya hebat itu ada di fase pertumbuhan otak pada seribu hari pertama kehidupan selain faktor lainnya yang mempengaruhi.

"Anak harus dirawat dengan baik dengan selalu memperhatikan nutrisi dan kesehatannya sehingga dapat mencegah stunting atau kasus gagal tumbuh anak," ujarnya.

Selain itu, ia mengungkapkan ada faktor sensitif juga yang harus menjadi perhatian seperti lingkungan dan jamban harus bagus dan sehat.

"Meski makanan bagus, kalau buang air besar masih sembarangan akhirnya mengakibatkan diare serta berat dan panjang tidak baik itu juga nggak bagus akibatnya stunting sehingga otaknya pun tidak berkembang," kata Hasto.

Baca juga: Mewujudkan generasi emas lewat gemar makan ikan
Baca juga: Kepala BKKBN: Investasi modal manusia dimulai dari 1.000 HPK