Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup tertekan sebesar 45,43 poin seiring dengan belum adanya sentimen positif dari eksternal maupun domestik.

IHSG BEI ditutup turun 45,43 poin atau 0,96 persen ke posisi 4.678,98. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 13,21 poin (1,67 persen) ke level 778,71.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko di Jakarta mengatakan pasar regional yang kurang mendukung menjadi salah satu faktor indeks BEI bergerak melemah pada awal pekan ini.

Yuganur Wijanarko menambahkan pelemahan rupiah yang masih diatas level Rp10.000 per dolar AS mendorong aksi jual saham sehingga menekan IHSG BEI untuk kembali ke area begatif.

"Hal itu menandakan bahwa momentum pergerakan cenderung jangka pendek," kata dia.

Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja memperkirakan indeks BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah bergerak di kisaran 4.650--4.750 poin pada besok (Selasa, 23/7).

"Perdagangan besok hari akan dipengaruhi oleh data `existing home sales` AS yang diperkirakan naik dan dirilisnya laporan keuangan perusahaan-perusahaan di AS," kata Christandi Rheza.

Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan secara teknikal yakni Pakuwon Jati (PWON), PP London Sumatra Indonesia (LSIP), BW Plantation (BWPT), Tower Bersama Infrastructure (TBIG).

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 112.220 kali dengan volume mencapai 2,518 miliar lembar saham senilai Rp3,372 triliun.

Saham yang bergerak menguat sebanyak 97, sementara yang melemah 163 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan sebanyak 113 saham.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 54,08 poin (0,25 persen) ke level 21.416,50, indeks Nikkei-225 naik 68,13 poin (0,47 persen) ke level 14.658,04, dan Straits Times menguat 21,29 poin (0,66 persen) ke posisi 3.234,40.
(KR-ZMF/A011)