Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi mengatakan, isu anak belum menjadi arus utama media massa dan selalu kalah menarik dibandingkan hingar-bingar berita politik, ekonomi, terorisme, dan pasti mengarah menjadi berita bergaya sensasional dan infotainmen.

"Banyak liputan media yang belum memiliki perspektif anak. Seringkali anak yang menjadi korban kekerasan, perkosaan atau pelecehan, justru menjadi korban dua kali. Pertama, korban kekerasan itu sendiri. Kedua, korban pemberitaan media yang tidak memiliki perspektif anak sehingga berdampak buruk pada anak tersebut bahkan hingga di masa depannya," katanya dalam acara pengumuman pemenang "Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak" yang digelar AJI--UNICEF, di Jakarta, Senin.

Ia mengungkapkan hasil riset Divisi Perempuan AJI Indonesia terhadap 7 media cetak dan 6 media penyiaran TV pada 2012 mengonfirmasi bahwa masalah anak di media sebagian besar (89%) muncul dari peristiwa atau kasus yang menimpa anak-anak. Selebihnya, berita media soal anak yang berdasarkan ide jurnalis atau inisiatif media hanya mencapai 11% saja.

Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Angela Kearney mengatakan, sebagai salah satu pilar utama demokrasi, media harus memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesadaran para pengambil keputusan, baik di keluarga, di masyarakat, hingga di pemerintahan.

"Media telah lama menunjukkan bagaimana mereka dapat menggunakan pengaruhnya, dan memberikan wawasan baru mengenai isu anak," katanya.

Eko menjelaskan, untuk mendorong media massa di Indonesia menyampaikan informasi tentang penegakan hak anak, AJI bersama UNICEF menggelar penghargaan liputan media terbaik tentang isu anak secara rutin tiap tahun.

Tahun ini terdapat empat kategori yang dilombakan, yaitu kategori cetak/on-line, foto, televisi, dan radio. Panitia menerima 324 karya peserta yang berasal dari 32 daerah dari ujung Timur sampai Barat Indonesia.

Dewan juri memilih 10 nominasi karya terbaik untuk kemudian dipilih satu pemenang setiap kategori. Masing-masing pemenang mendapat hadiah berupa study trip ke Hanoi persemabahan dari UNICEF, sebuah kamera Nikon DSLR-D3000 kit, dan tabungan Niaga Xtra senilai Rp 5 juta dari CIMB Niaga.

Pemenang penghargaan liputan media terbaik tentang isu anak tahun ini adalah Muhammad Miftah Faridl (Harian Surya), Jefri Tarigan (jurnalis foto lepas), Odit Praseno Hadi (Kompas TV), dan Novaeny Wulandari (KBR68H).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar dalam sambutannya mengungkapkan pemberian penghargaan kepada jurnalis yang meliput isu anak sangat tepat karena media memiliki peran besar dalam meyampaikan berita yang berperspektif anak.

"Dengan merangkul media akan membuat masyarakat memahami tentang pemenuhan hak anak. Karena media adalah kunci utama penyebaran informasi yang efektif," katanya.