Pamekasan (ANTARA News) - Bupati Pamekasan di Madura, Achmad Syafii, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada warga korban banjir atas keterlambatan pemerintah kabupaten setempat menangani mereka.

"Tapi kami berjanji akan memperbaiki semua infrastruktur yang rusak akibat banjir, termasuk mengupayakan dapat menangani persoalan tersebut dalam jangka panjang," kata Bupati Achmad Syafii dalam acara Safari Ramadhan di pendopo Kecamatan Pedamawu, Pamekasan, Senin malam.

Bupati menjelaskan, tidak bisa bergerak cepat memberikan bantuan kepada korban banjir, karena saat kejadian sedang berada di Jakarta.

Dia mengakui memang sempat menerima informasi dari stafnya bahwa di Kabupaten Pamekasan sedang dilanda banjir dengan kondisi yang sangat parah.

"Akan tetapi saat itu saya berpikir, jangan-jangan kalau saya pulang banjirnya sudah surut. Tapi nyatanya banjir masih berlangsung hingga tiga hari," katanya lagi.

Akibat lambat dalam penanganan banjir oleh Pemkab Pamekasan itu, sejumlah warga korban banjir di Kecamatan Pamekasan terpaksa meminta-minta kepada warga pengguna kendaraan bermotor untuk membeli makanan.

Hal itu terjadi, karena bantuan dari Pemkab Pamekasan lambat, yakni baru diberikan dua hari setelah kejadian, sedangkan warga korban banjir tidak bisa memasak.

Secara khusus Bupati juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga Desa Lemper Kecamatan Pademawu di Pamekasan yang merupakan korban terparah dalam musibah banjir pada awal Juni 2014.

Di desa itu sekitar 200 kepala keluarga harus diungsikan akibat terendam air, bahkan beberapa dapur milik warga rusak, beserta sebagian kandang ayam mereka karena terseret arus air.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan menyebutkan, jumlah kepala keluarga yang menjadi korban banjir sebanyak 2.500 KK, tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pamekasan dan Pademawu.

Selain menggenangi ribuan rumah warga pada dua kecamatan, banjir yang terjadi di Pamekasan pada awal Juni itu juga mengakibatkan sejumlah sekolah dan kantor pemerintahan terendam air.

Tidak hanya itu saja, banjir saat itu juga menjebol tambak udang vanamei di Talang Siring Kecamatan Larangan yang menimbulkan kerugian hingga Rp2 miliar lebih.

"Semua infrastruktur yang rusak itu akan kami perbaiki, dan kami telah menyampaikan laporan mengenai musibah itu ke Pemprov Jatim dan pemerintah pusat agar segera diperhatikan," kata Bupati Achmad Syafii pula.

Bupati dalam kesempatan itu juga mengajak masyarakat setempat untuk menggalakkan program penghijauan, mengingat salah satu penyebab terjadi banjir di Pamekasan karena banyak pepohonan yang ditebang secara sembarangan tanpa adanya peremajaan.

(KR-ZIZ/B014)