Pangkalpinang (ANTARA) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2022, Angka Partisipasi Kasar (APK) lulusan sekolah menengah atas yang melanjutkan ke perguruan tinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada angka 14,85 persen dan untuk angka lama sekolah rata-rata mencapai 8,25 persen.

Sementara untuk tingkat nasional, berdasarkan data Dirjen Dikti-Ristek, APK perguruan tinggi telah mencapai 39,37 persen. Capaian ini telah melebihi target yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, yaitu 37 persen.

Untuk jumlah APK perguruan tinggi tertinggi di seluruh Indonesia hingga saat ini dipegang DI Yogyakarta yang mempunyai capaian lebih dari 75 persen, terendah Provinsi Babel.

Rendahnya partisipasi penduduk Babel usia 19-23 tahun yang mengenyam pendidikan tinggi ini merupakan masalah bersama yang harus dicarikan solusi, terlebih Babel sendiri memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda dengan daerah lain.

Sebutlah kondisi itu, seperti adanya godaan ekonomi yang terus meningkat, perkembangan teknologi yang semakin destruktif, pergaulan lingkungan sebaya dan berbagai kondisi lainnya.

Beberapa permasalahan ini menjadi perhatian pemerintah dan instansi terkait untuk melakukan aksi bersama agar para lulusan sekolah menegah atas (SMA) berminat melanjutkan kuliah, sehingga kualitas sumber daya manusia daerah itu semakin meningkat.

Sebagai langkah awal, Universitas Bangka Belitung bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya menguatkan sinergisitas kelembagaan agar bisa bersama-sama meningkatkan APK perguruan tinggi, yang diawali dengan komitmen bersama menjalankan program satu rumah satu sarjana.

Rektor UBB Prof Ibrahim mengatakan kerja sama ini juga sebagai salah satu upaya meningkatkan angka partisipasi kasar lulusan sekolah menengah atas ke perguruan tinggi.

Kerja sama bidang pendidikan tersebut diawali dengan melaksanakan workshop penguatan sinergi kelembagaan yang digelar di Sungailiat, diikuti seluruh jajaran pimpinan UBB, kepala jurusan dan seratus kepala sekolah atau perwakilan kepala sekolah di Babel.

Kegiatan ini merupakan bentuk nyata UBB, kampus negeri yang merupakan representasi hadirnya negara dalam mendorong peningkatan siswa yang lulus SMA/SMK/MA untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Rendahnya APK di Babel dapat dilakukan dengan beberapa diagnosa, seperti kesadaran pentingnya pendidikan, godaan ekonomi, kemampuan finansial, kesadaran membayar rendah, tren lokal, dan teladan yang terbatas.

Pada dasarnya, rendahnya APK di Babel memang tidak terlepas dari beberapa kondisi sosio-kultural dan kondisi alam yang cukup memadai. Hal itu terbukti bahwa angka indeks generatio terbaik di Indonesia dan justru pendidikan rendah, karena besarnya godaan untuk mendapatkan penghasilan sendiri mudah didapatkan.

Bagi UBB, forum kerja sama dan komitmen bersama penting dilakukan karena peran lembaga pendidikan bukan hanya mengedukasi siswa, tetapi juga orang tua.

Hal itu tidak akan bisa terwujud jika hanya dilakukan oleh satu institusi, sehingga dibutuhkan gotong royong seluruh pihak terkait agar minat lulusan sekolah menengah atas yang melanjutkan ke perguruan tinggi semakin meningkat.

Dengan pola kerja sama yang baik dan dukungan dari para orang tua diyakini upaya mengatasi permasalahan tersebut bisa cepat terealisasi, sehingga program satu rumah satu sarjana berjalan dengan sukses.


Kampus tanggap

Keberadaan perguruan tinggi yang tanggap terhadap kebutuhan kini dan masa depan penting untuk mendongkrak minat lulusan sekolah menegah atas dan sederajat melanjutkan ke jenjang kuliah.

Dinas Pendidikan Provinsi Babel mencatat perguruan tinggi pada dasarnya harus menjadi candradimuka, baik bagi pengetahuan, teknologi, sosial, budaya ekonomi dan aspek lainnya. Selain itu, peran kampus tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga pengabdian kepada masyarakat.

Kampus perlu terus memperbaiki diri dengan membuka program studi dengan melihat prospek dan kebutuhan masa depan, tanpa meninggalkan penyiapan sumber daya manusia yang mampu memenuhi kebutuhan daerah.

Pada prinsipnya perguruan tinggi yang ada di Babel saat ini telah memiliki arah dan tujuan yang sama dengan pemerintah daerah, yaitu menjadi pusat keunggulan dalam mendukung arah perbaikan.

Dengan arah tujuan itulah, APK perguruan tinggi menjadi prioritas kita bersama dalam peningkatan prioritas pelayanan pendidikan.

Perguruan tinggi juga diharapkan mampu menyelenggarakan pendidikan bermutu agar menghasilkan lulusan berkualitas dan memiliki kecakapan, serta kompetensi yang dibutuhkan di daerah saat ini.

Jadi, upaya mewujudkan target satu rumah satu sarjana bisa terus berjalan, namun seiring dengan itu dari sisi kualitas sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi juga harus meningkat.

Lulusan perguruan tinggi harus menjadi manusia yang semakin tanggap pada situasi dan kondisi lingkungan, mampu mengolahnya dengan kreatif dan inovatif untuk memberikan solusi yang baik atau menghasilkan produk unggul.


Dukungan pemerintah

Pemprov Babel telah menetapkan target dan sasaran untuk mengatasi APK rendah, salah satunya dengan menjalankan program intervensi langsung kepada masyarakat dalam bentuk pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu.

Program bantuan biaya pendidikan kepada masyarakat tidak hanya dijalankan Pemprov Babel, namun juga di tingkat pemerintah kabupaten/kota, salah satu contoh di Kabupaten Bangka Barat yang sudah mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan itu.

Pemkab Bangka Barat bisa menjadi salah satu contoh sebagai pemerintah daerah yang sangat mendukung gotong royong mencapai target bersama meningkatkan angka partisipasi pendidikan perguruan tinggi.

Salah satu program yang secara terus menerus dilakukan Pemkab Bangka Barat selama ini adalah program bantuan sosial pendidikan bagi para mahasiswa dan mahasiswi kurang mampu.

Data di Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Barat menunjukkan dalam dua tahun terakhir Pemkab Bangka Barat telah menyalurkan Rp363.750.000 bantuan sosial kepada mahasiswa dan mahasiswi kurang mampu.

Pada 2022, Pemkab Bangka Barat menyalurkan Rp168 juta kepada 18 mahasiswa dan mahasiswi dari wilayah itu yang belajar di sejumlah perguruan tinggi, sedangkan pada 2023 disalurkan Rp195.750.000 kepada 23 orang.

Dengan demikian, ada peningkatan dari sisi jumlah bantuan yang disalurkan maupun jumlah mahasiswa penerima manfaat. Bantuan ini akan terus ditingkatkan sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Bangka Barat.

Selain bantuan pendidikan kepada mahasiswa/mahasiswi dari keluarga kurang mampu, Pemkab Bangka Barat juga telah memberikan bantuan beasiswa melalui dinas pendidikan dengan kriteria berbeda, antara lain untuk mahasiswa jurusan tertentu.

Salah satunya dari jurusan kedokteran, namun untuk menerima beasiswa ini selain memiliki prestasi baik juga diharapkan nantinya setelah lulus mereka bisa mengabdikan diri di daerah yang sampai saat ini masih kekurangan tenaga teknis dokter.

Nilai semangat gotong royong dalam meningkatkan kualitas generasi penerus sudah ditunjukkan pemerintah daerah bersama institusi dan lembaga terkait lainnya.

Semangat ini sejalan dengan semangat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas harus saling bantu, bergotong-royong agar salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila ini juga tertanam kepada para pelajar.

Pilihan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong telah ditunjukkan seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Babel dengan dilaksanakannya deklarasi bersama tersebut.

Dalam kegiatan deklarasi itu, tidak hanya dari UBB dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Babel, namun juga melibatkan seluruh unsur forkopimda di provinsi itu.

Prinsip gotong royong sebenarnya harus dilakukan secara bersama-sama dan itu juga yang harus ditanamkan di dalam jiwa pelajar dan generasi penerus agar nantinya mereka dapat menjadi manusia mandiri dan merdeka.