AICIS adalah wadah bertukar pikiran, berdialog, dan mendisiemisnasikan hasil riset para scholars PTKI (Perguruan Tinggi Agama Islam) beserta international scholars.
Pertama kali diselenggarakan pada 2000, AICIS ke-23 akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, 1-4 Februari 2024. Ajang ini mengangkat tema "Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues.”
Menurut pria yang akrab disapa Kang Dhani ini, tema AICIS 2024 tersebut lahir dari sebuah refleksi dan pemikiran tentang interaksi antara kajian agama (Islam) dengan berbagai tantangan kemanusiaan saat ini, mulai dari konflik Rusia-Ukraina hingga konflik Israel-Palestina, yang memicu sentimen terhadap agama.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kawasan Asia Tenggara,” sebutnya.
Terdapat tujuh sub tema yang bisa diangkat para akademisi dan peneliti dalam makalah yang akan diajukan, yaitu:
1) Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara;
2) Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia;
3) Krisis Kesetaraan, Keadilan, dan Kemanusiaan;
4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global;
5) Isu Gender, Spiritualitas, dan Minoritas;
6) Fiqh Siyasah tentang Perang dan Damai: Era Pasca Kolonial; dan
7) Kebijakan berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan, dan Pemberdayaan.
AICIS 2024 pun akan diisi diskusi panel yang menghadirkan jajaran pakar dari berbagai negara, yakni Dr. (HC) KH. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. Ismail Fajri Alatas (New York University), Prof. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim (Universitas Malaya), Prof. Dr. Claudia Saise (Humboldt University Berlin), Prof. Dr. Dora Marinova (Curtin University), Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute National University of Singapore), Dr. Ibrahim Al Ansari (Qatar University), Prof. Dr. Kamaruzaman (Presiden AMAN), Dr. Mujahid Yusof Rawa (Former Religious Affair)
Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerja Sama Thobib Al Asyhar menjelaskan, AICIS 2024 tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga tempat untuk merancang konsep perdamaian, membangun harmoni, dan mencari solusi terhadap krisis kemanusiaan. Selain pameran peradaban Islam, juga diselenggarakan Religious Leaders’ Summit, yang melibatkan pemimpin agama lintas agama untuk membicarakan isu-isu aktual krisis kemanusiaan global serta memberikan rekomendasi terhadap krisis tersebut.
“Kehadiran lebih seribu peserta dari berbagai negara diharapkan dapat membawa pemahaman baru, perspektif yang segar, dan kontribusi konkret dalam mewujudkan visi kesejahteraan, moderasi kehidupan beragama, dan penyelesaian krisis kemanusiaan,” harapnya.
“AICIS 2024 diharapkan akan menjadi landasan untuk memperkuat kerja sama antaragama, menciptakan dialog yang harmonis, dan membangun pondasi bagi perdamaian global,” ujarnya.