Beijing (ANTARA News) - Warga muslim di Beijing memiliki camilan favorit untuk berbuka puasa, di antaranya ludagun, huangmimian niangao dan paicha goreng.

Salah seorang pedagang kue di kawasan Niujie di Beijing, Wang Hong Li, Minggu, mengatakan, "Menjelang berbuka puasa, banyak warga muslim Beijing yang membeli kue-kue ini."

Ludagun adalah camilan berbahan dasar tepung beras kuning dan tepung kedelai dengan gula serta kacang merah sebagai isinya. Kue kuno Beijing itu, ditampilkan dalam berbagai bentuk antara lain mirip bolu gulung.

Kue lain yang juga merupakan favorit warga muslim Beijing adalah huangmimian niangao. Kue ini terbuat dari tepung beras kuning pula dan kurma merah. Teksturnya lembut dan lengket serta memiliki rasa manis.

"Kue ini dijual 12 yuan per 500 gram," kata Wang.

Camilan favorit lainnya adalah paicha goreng yang merupakan makanan ringan yang renyah dan gurih.

Makanan ringan itu terbuat dari tepung, air, garam dan wijen. "Adonan itu nantinya akan dibentuk persegi panjang berukuran 10cmx5cm. Setelah itu di goreng menggunakan minyak sayur," kata dia.

Beijing, memiliki sejarah panjang dalam memproduksi berbagai jenis makanan. Sejak ditetapkan sebagai ibukota, Beijing memiliki beragam makanan tradisional dengan cita rasa yang kuat sesuai zamannya.

Secara sosiologis, beragam makanan khas Beijing juga dibagi ke dalam tiga golongan yakni makanan dengan citarasa suku Han (suku mayoritas di China), Hui (etnis minoritas terbesar di China dari etnis minoritas yang diakui di China), dan makanan kaum kekaisaran.


Masih ada etnik Uyghur di Wilayah Otonomi Xinjiang Uyghur, yang sebetulnya "sempalan" etnik Turki yang terlanjur bermukim di (kini) Provinsi Xinjiang. Mereka beragama Islam dengan tradisi campuran antara budaya Turki-China.

Umumnya, beragam makanan itu disajikan dengan metode dikukus, digoreng dengan sedikit minyak, digoreng dengan minyak banyak dan direbus dalam air mendidih dalam waktu singkat.