Lebanon umumkan aksi mogok nasional wujud solidaritas untuk Gaza
11 Desember 2023 14:14 WIB
Ilustrasi - Sejumlah peserta membawa bendera Palestina saat mengikuti aksi damai untuk Palestina di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/11/2023). Aksi damai dengan melakukan penggalangan dana dan mendoakan para korban konflik itu juga berharap adanya perdamaian antara Palestina dan Israel. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.
Beirut (ANTARA) - Lebanon pada Senin mengumumkan penutupan semua kantor dan lembaga pemerintah di seluruh negeri sebagai wujud solidaritas untuk Gaza dan desa-desa di Lebanon selatan yang terkena serangan Israel.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu, Sekjen Dewan Menteri Lebanon Mahmoud Mekkiya mengumumkan bahwa Perdana Menteri Najib Mikati membuat keputusan itu untuk merespons seruan aksi mogok global "sebagai solidaritas bagi Gaza dan rakyat Palestina, termasuk sesama warga kami di Gaza dan di desa-desa perbatasan Lebanon."
Pusat komunitas Engineers' Syndicate Beirut juga mengumumkan penutupan markas utamanya di ibu kota Lebanon, Beirut, serta kantor cabangnya di berbagai wilayah pada Jumat.
Tindakan kolektif tersebut sejalan dengan seruan luas yang diinisiasi oleh para aktivis di seluruh dunia dengan hashtag #StrikeForGaza.
Seruan tersebut mendesak dilakukannya aksi mogok global yang komprehensif pada Senin untuk menunjukkan solidaritas untuk warga Gaza dan memberikan tekanan kepada sejumlah pemerintahan untuk mengambil aksi guna mengakhiri perang Israel.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan yang disepakati dengan Hamas.
Hampir 18 ribu warga Palestina telah tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka akibat serangan udara dan darat tanpa henti oleh Israel di daerah kantong itu sejak 7 Oktober, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas tercatat sebanyak 1.200 orang, menurut angka resmi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: WHO adopsi resolusi tentang akses bantuan ke Gaza
Baca juga: Sekjen PBB anggap kredibilitas Dewan Keamanan sudah rusak
Dalam pernyataan resmi pada Minggu, Sekjen Dewan Menteri Lebanon Mahmoud Mekkiya mengumumkan bahwa Perdana Menteri Najib Mikati membuat keputusan itu untuk merespons seruan aksi mogok global "sebagai solidaritas bagi Gaza dan rakyat Palestina, termasuk sesama warga kami di Gaza dan di desa-desa perbatasan Lebanon."
Pusat komunitas Engineers' Syndicate Beirut juga mengumumkan penutupan markas utamanya di ibu kota Lebanon, Beirut, serta kantor cabangnya di berbagai wilayah pada Jumat.
Tindakan kolektif tersebut sejalan dengan seruan luas yang diinisiasi oleh para aktivis di seluruh dunia dengan hashtag #StrikeForGaza.
Seruan tersebut mendesak dilakukannya aksi mogok global yang komprehensif pada Senin untuk menunjukkan solidaritas untuk warga Gaza dan memberikan tekanan kepada sejumlah pemerintahan untuk mengambil aksi guna mengakhiri perang Israel.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan yang disepakati dengan Hamas.
Hampir 18 ribu warga Palestina telah tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka akibat serangan udara dan darat tanpa henti oleh Israel di daerah kantong itu sejak 7 Oktober, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas tercatat sebanyak 1.200 orang, menurut angka resmi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: WHO adopsi resolusi tentang akses bantuan ke Gaza
Baca juga: Sekjen PBB anggap kredibilitas Dewan Keamanan sudah rusak
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: