PM Shtayyeh tegaskan Hamas bagian dari lanskap politik Palestina
11 Desember 2023 12:41 WIB
Foto arsip - Perdana Menteri Palestina Mohammed Ibrahim Shtayyeh (kiri) memberikan keterangan kepada media usai pertemuan dengan Menhan Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam rangka meningkatkan hubungan keamanan kedua negara. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.)
Ramallah (ANTARA) - Hamas adalah bagian dari lanskap politik Palestina, kata Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh pada Minggu.
"Hamas adalah bagian dari peta politik Palestina, dan jika Israel mengklaim akan melenyapkannya, ini tidak akan terjadi, dan hal ini tak bisa kami terima," kata Shtayyeh dalam sebuah pidato dalam edisi ke-21 Forum Doha di Qatar.
Dia menyerukan penghentian apa yang disebutnya genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
"Otoritas Palestina tak meninggalkan Gaza. Sebaliknya, kami memasok listrik, air, dan peralatan kesehatan, dan kami tak meninggalkan Hamas," kata Shtayyeh.
Hamas memerintah Jalur Gaza sejak 2007, setelah menggulingkan pasukan keamanan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, setelah keduanya bertikai.
Baca juga: Indonesia desak bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza segera dikirimkan
Shtayyeh menandaskan konflik Gazs memerlukan solusi politik, bukan solusi keamanan.
"Israel selalu menginginkan solusi keamanan, dan telah gagal dalam masalah itu. Amerika Serikat juga gagal," kata dia.
"Israel belum mencapai tujuan politik apa pun (di Gaza). Mereka hanya membalas dendam dan membunuh siapa pun yang menghalanginya."
Israel melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu berakhir.
Hampir 18 ribu warga Palestina tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka, sedangkan Israel kehilangan 1.200 orang akibat konflik ini.
Baca juga: Indonesia nilai Israel telah mengubah Gaza bagai neraka
Sumber: Anadolu
"Hamas adalah bagian dari peta politik Palestina, dan jika Israel mengklaim akan melenyapkannya, ini tidak akan terjadi, dan hal ini tak bisa kami terima," kata Shtayyeh dalam sebuah pidato dalam edisi ke-21 Forum Doha di Qatar.
Dia menyerukan penghentian apa yang disebutnya genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
"Otoritas Palestina tak meninggalkan Gaza. Sebaliknya, kami memasok listrik, air, dan peralatan kesehatan, dan kami tak meninggalkan Hamas," kata Shtayyeh.
Hamas memerintah Jalur Gaza sejak 2007, setelah menggulingkan pasukan keamanan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, setelah keduanya bertikai.
Baca juga: Indonesia desak bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza segera dikirimkan
Shtayyeh menandaskan konflik Gazs memerlukan solusi politik, bukan solusi keamanan.
"Israel selalu menginginkan solusi keamanan, dan telah gagal dalam masalah itu. Amerika Serikat juga gagal," kata dia.
"Israel belum mencapai tujuan politik apa pun (di Gaza). Mereka hanya membalas dendam dan membunuh siapa pun yang menghalanginya."
Israel melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu berakhir.
Hampir 18 ribu warga Palestina tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka, sedangkan Israel kehilangan 1.200 orang akibat konflik ini.
Baca juga: Indonesia nilai Israel telah mengubah Gaza bagai neraka
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Katriana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: