Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), menjadi proyek percontohan Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) tingkat nasional.

"Kegiatan ini bukanlah perlombaan. Gerakan ini adalah gerakan sustainable yang akan berkelanjutan dari tahun 2021 saat pertama kali diluncurkan, nanti pada akhirnya di tahun 2024 akan kami berikan apresiasi," kata Tim Penilai Observasi Lapangan Pilot Project GKSTTB Nasional Nana Afrizal dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.

Ia menyampaikan Kota Surabaya merupakan lokasi ke-37 yang tengah dikunjungi sebagai proyek percontohan GKSTTB.

“Kedatangan kami di sini adalah melakukan observasi lapangan. Tujuannya untuk mendapatkan data aktual dan faktual di lapangan. Berapa jumlah rumah tangga yang memiliki Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) serta bagaimana peningkatannya. Kami akan datang ke rumah-rumah, apakah sesuai dengan yang dilaporkan,” kata Nana.

Oleh sebab itu ia berharap GKSTTB dapat terus berlanjut di setiap wilayah di Indonesia guna meningkatkan kesadaran dan kepedulian rumah tangga dalam mengantisipasi maupun mengatasi kebencanaan.

Baca juga: BNPB: Keluarga Tangguh Bencana jadi tolok ukur keberhasilan Destana

Pada kesempatan tersebut Kader Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran (Madagaskar) Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, terpilih menjadi proyek percontihan dalam GKSTTB Siaga Kebakaran Lingkungan di tingkat nasional.

Hal itu tak lepas dari upaya penurunan kasus kebakaran, peningkatan kepemilikan APAR, serta peningkatan kepemilikan peralatan P3K di wilayah tersebut.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menyampaikan Pemkot Surabaya bersama TP PKK Kota Surabaya terlebih dahulu mengirimkan tiga program yang diajukan sebagai proyek percontohan ke Pemprov Jatim.

Ketiganya ialah Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana Menuju Perilaku Hidup Sehat, Keluarga Sehat Tangguh Bencana Peduli Lingkungan, dan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Siaga Bencana Kebakaran.

Baca juga: Cirebon bentuk desa tangguh bencana untuk mengurangi risiko bencana

“Alhamdulillah, usulan ketiga kami yang diterima dan mendapat apresiasi hingga ke tingkat nasional. Ini menambah semangat dan keguyuban kami untuk bisa menjaga atau meminimalisir bencana yang ada di Kota Surabaya, khususnya kebakaran,” katanya.

Rini menjelaskan sejak awal TP PKK Surabaya telah berkolaborasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) untuk memberikan pelatihan simulasi dan mitigasi terhadap bencana kebakaran bagi ibu rumah tangga.

"Kami memberikan pelatihan kepada para ibu rumah tangga sehingga bisa melakukan penanganan pertama jika terjadi kebakaran. Bahkan melalui Program Bunda PAUD, kami mengadakan simulasi tanggap kebakaran untuk anak-anak PAUD. Kami juga memberikan pelatihan simulasi kepada guru PAUD. Ini yang kami upayakan untuk bersama-sama menjaga lingkungan," katanya.

Baca juga: Jakpus ajukan dua kelurahan sebagai contoh gerakan tangguh bencana