Jenewa (ANTARA) - Di tengah meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza, Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric Egger mengapresiasi dukungan China dalam menegakkan hukum humaniter internasional.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Xinhua, Spoljaric menguraikan situasi mengerikan yang dia saksikan dalam kunjungannya ke Gaza selatan pekan lalu.

Dia meminta semua pihak yang terlibat konflik agar meredakan situasi dan menghormati hukum humaniter internasional, sehingga penderitaan warga sipil dapat diminimalkan dan dihindari.

Situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk, kata Spoljaric.

"Apa yang saya lihat di Gaza adalah situasi kemanusiaan yang memilukan. Keadaan makin sulit, jika tidak bisa disebut mustahil, bagi penduduk sipil untuk bisa selamat. Tidak ada cukup obat-obatan. Tidak ada cukup ahli bedah untuk melakukan operasi, dan tidak ada cukup ruang operasi," tutur Spoljaric.

Dia menambahkan kondisi di sana semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir dan terus memburuk seiring dengan berlanjutnya situasi saat ini.

Spoljaric menyoroti tantangan berat yang dihadapi pekerja kemanusiaan di Gaza. Dia mengutip ketidakamanan dan akses yang tidak memadai terhadap sumber daya esensial, seperti listrik dan air, sebagai hambatan besar bagi operasi bantuan.

"Lingkungan operasional di Gaza sangat kompleks dan sulit. Demi alasan keamanan, peluang kami untuk menjangkau orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan makin kecil dan makin kecil. Selain itu, kami masih sulit memindahkan bantuan material dan barang yang dibutuhkan untuk masuk ke Gaza. Kami harus mengirimkan bahan bakar ke Gaza secara rutin untuk mengoperasikan generator, terutama di rumah sakit; karena tanpa listrik, rumah sakit tidak bisa terus beroperasi dan akan kolaps," tutur Spoljaric.
Dokumentasi - Pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza dari China menunggu dimuat di Kairo, Mesir, pada 27 November 2023. (ANTARA/Xinhua/Sui Xiankai)



Namun demikian, dia mengapresiasi peran China dalam menyerukan dukungan dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional. Spoljaric menggambarkan suara China dalam hal ini sebagai suara yang sangat kuat dan penting.

"Kami menyambut baik suara China dalam mendukung penghormatan terhadap hukum humaniter internasional. Hal ini sangat penting karena hukum humaniter internasional diciptakan dan disahkan untuk melindungi warga sipil dalam situasi konflik bersenjata," ujarnya.