Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa bencana banjir hingga Sabtu telah berdampak pada 6.603 keluarga yang terdiri atas 20.916 jiwa di wilayah Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Menurut siaran pers BNPB di Jakarta, Sabtu, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga di enam wilayah kecamatan di Kabupaten Ketapang sejak 24 November 2023.

"Ada enam kecamatan yang terendam banjir dengan ketinggian muka air mencapai 200 cm," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Menurut dia, wilayah kecamatan yang terdampak banjir meliputi Nanga Tayap, Sandai, Hulu Sungai, Tumbang Titi, Sungai Laur, dan Muara Pawan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang Yunifar mengatakan bahwa banjir sudah mulai surut pada Sabtu.

"Sudah 80 persen, bahkan di beberapa lokasi sudah 100 persen surut semua," katanya.

Dia mengemukakan bahwa pembangunan permukiman di daerah bantaran sungai dan alih fungsi area hutan menjadi perkebunan membuat wilayah Kabupaten Ketapang sering menghadapi bencana banjir.

Baca juga:
Pemkab Ketapang tetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari
Ketapang buka posko bantuan untuk korban banjir