Sumsel ekspor komoditas perkebunan dan perikanan ke berbagai negara
8 Desember 2023 21:42 WIB
Pelepasan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru Kota Palembang, Sumsel, Jumat (8/12/2023). (ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri)
Palembang (ANTARA) - Badan Karantina, Ikan dan Tumbuhan mengekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan asal Sumatra Selatan (Sumsel) ke berbagai negara.
Pejabat Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel Azhar Ismail menyebutkan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan dilakukan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru Kota Palembang, Jumat.
Ia mengatakan rincian dari komoditas pertanian dan perkebunan terdiri atas kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, pengupas inti sawit (palm kernel expeller), karet lempengan dan kelapa bulat dengan total nilai Rp151 miliar.
Ia menjelaskan salah satu komoditas asal Sumsel yang rutin diekspor dan menunjukkan tren peningkatan signifikan yakni karet lempengan dengan tujuan ke berbagai negara, mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Sri Lanka dan Rusia.
Sedangkan, untuk komoditas perikanan diekspor adalah paha kodok dengan berat 17.076 kilogram yang senilai Rp2,3 miliar dengan negara tujuan ke Prancis.
"Kami tidak hanya memfasilitasi border tetapi juga melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor agar produk dapat diterima di masing-masing negara tujuan," jelasnya.
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean mengatakan Sumsel masih menyimpan banyak potensi komoditas yang bisa diekspor, seperti kelapa dan durian.
“Potensi durian sangat banyak dan konsumen dari luar negeri itu tertarik, karena mereka menilai merasa cita rasa durian dari Sumsel cukup unik dan bervariasi,”
Maka dari itu, Badan Karantina sangat membuka peluang dan mendorong pemerintah daerah dapat menyiapkan hal tersebut, kata Sahat.
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan pelepasan ekspor tersebut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya.
Sebab, menurutnya dengan adanya aktivitas ekspor menjadi indikasi bahwa kebutuhan komoditas untuk di daerah telah terpenuhi.
“Hal ini juga sekaligus menunjukkan sinergitas seluruh lapisan, baik dari instansi pemerintah seperti Badan Karantina, Bea Cukai, Imigrasi serta para pengusaha, petani, dan pekebun komoditas yang dihasilkan,” katanya.
Baca juga: Sumsel gelorakan hilirisasi komoditas perkebunan jaga peluang ekonomi
Baca juga: Ekspor ikan Sumsel capai Rp11,36 miliar pada triwulan pertama 2023
Pejabat Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel Azhar Ismail menyebutkan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan dilakukan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru Kota Palembang, Jumat.
Ia mengatakan rincian dari komoditas pertanian dan perkebunan terdiri atas kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, pengupas inti sawit (palm kernel expeller), karet lempengan dan kelapa bulat dengan total nilai Rp151 miliar.
Ia menjelaskan salah satu komoditas asal Sumsel yang rutin diekspor dan menunjukkan tren peningkatan signifikan yakni karet lempengan dengan tujuan ke berbagai negara, mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Sri Lanka dan Rusia.
Sedangkan, untuk komoditas perikanan diekspor adalah paha kodok dengan berat 17.076 kilogram yang senilai Rp2,3 miliar dengan negara tujuan ke Prancis.
"Kami tidak hanya memfasilitasi border tetapi juga melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor agar produk dapat diterima di masing-masing negara tujuan," jelasnya.
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean mengatakan Sumsel masih menyimpan banyak potensi komoditas yang bisa diekspor, seperti kelapa dan durian.
“Potensi durian sangat banyak dan konsumen dari luar negeri itu tertarik, karena mereka menilai merasa cita rasa durian dari Sumsel cukup unik dan bervariasi,”
Maka dari itu, Badan Karantina sangat membuka peluang dan mendorong pemerintah daerah dapat menyiapkan hal tersebut, kata Sahat.
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan pelepasan ekspor tersebut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya.
Sebab, menurutnya dengan adanya aktivitas ekspor menjadi indikasi bahwa kebutuhan komoditas untuk di daerah telah terpenuhi.
“Hal ini juga sekaligus menunjukkan sinergitas seluruh lapisan, baik dari instansi pemerintah seperti Badan Karantina, Bea Cukai, Imigrasi serta para pengusaha, petani, dan pekebun komoditas yang dihasilkan,” katanya.
Baca juga: Sumsel gelorakan hilirisasi komoditas perkebunan jaga peluang ekonomi
Baca juga: Ekspor ikan Sumsel capai Rp11,36 miliar pada triwulan pertama 2023
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: