Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani meminta semua pihak menunjukkan komitmen kolektif dalam membuka sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk aksi perubahan iklim yang transformatif.

Pasalnya, tindakan tersebut mencerminkan betapa pentingnya krisis iklim yang dihadapi bersama lantaran mengatasi masalah iklim bukanlah hal yang mudah, sehingga perlu pertimbangan yang cermat dan pendanaan yang besar.

"Agenda iklim tanpa pendanaan yang memadai hanyalah sebuah wacana, mimpi belaka," ungkap Sri Mulyani dalam rangkaian kegiatan Conference of the Parties (COP) 28 "Finance Ministers High Level Roundtable" di Dubai, Uni Emirat Arab, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Menkeu Sri Mulyani memimpin diskusi tingkat tinggi pada forum "Finance Ministers High Level Roundtable" di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (4/12) bersama Menteri Keuangan Uni Emirat Arab Mohamed bin Hadi Al Hussaini. Diskusi tersebut juga diikuti oleh para menteri keuangan negara lain yang turut hadir pada COP28 tahun ini.

Setelah pendanaan, menurut Sri Mulyani, langkah berikutnya yaitu menentukan kebijakan serta regulasi strategi terkait iklim tersebut. Strategi yang jelas dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim, termasuk mengestimasi pembiayaan dalam membiayai pengurangan emisi karbon, sangatlah diperlukan.

Ia menilai langkah tersebut juga penting bagi Indonesia karena Indonesia memiliki begitu banyak keragaman hayati.

"Melindungi hutan kita yang begitu luas menjadi salah satu fokusnya. Perlu adanya insentif untuk mencegah terjadinya deforestasi tersebut,” ucap dia.

Jika berbicara mengenai kebijakan, Sri Mulyani menekankan mengenai taksonomi. Kini, Indonesia memiliki pasar yang mulai menjual karbon.

Sementara dalam ASEAN, telah terjadi diskusi bagaimana taksonomi dapat membantu membiayai berbagai agenda terkait perubahan iklim.

Selain mendiskusikan cara mengakselerasi dan meningkatkan skala keuangan iklim, dirinya mengatakan terdapat banyak pembahasan lain yang mengisi ruang diskusi forum tersebut, mulai dari kerja sama dengan sektor swasta, sektor transportasi (termasuk ekosistem kendaraan listrik), dan beragam topik lain.

“Pembahasan seperti ini menjadi begitu penting untuk merealisasikan upaya bersama dunia dalam mengatasi beragam permasalahan bersama, termasuk terkait perubahan iklim yang kita semua sedang hadapi,” kata Sri Mulyani menambahkan.


Baca juga: Menkeu bahas mobilisasi pendanaan untuk pembiayaan iklim pada COP28
Baca juga: COP28 Dubai sepakati pendanaan Rp1,2 kuadriliun
Baca juga: Australia umumkan pendanaan untuk kemitraan iklim dan infrastruktur