Lebak (ANTARA News) - Permintaan ubi Menes di sejumlah pasar Kabupaten Lebak, Banten, selama puasa Ramadhan meningkat untuk dijadikan bahan makanan kolak.

"Kita memasok ubi Menes antara lima sampai enam ton per minggu, padahal sebelumnya hanya dua ton per minggu," kata Eme, seorang pedagang warga Cigandeng Menes saat ditemui di Rangkasbitung, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan ubi itu dari petani yang ada di Kecamatan Menes, seperti Desa Cigandeng, Cilaban Bulan, Kananga, Pabuaran, Kadu Meong dan Desa Palembang.

Selama ini, permintaan ubi Menes cukup tinggi sehubungan memasuki puasa Ramadhan untuk dijadikan makanan kolak.

Kelebihan ubi Menes itu rasanya manis juga pulen dan bentuk buahnya besar.

"Kami sudah puluhan tahun memasok ubi Menes ke berbagai daerah di Provinsi Banten," katanya.

Menurut dia, petani ubi Menes merasa terbantu dengan meningkatnya permintaan pasar sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Petani mengembangkan ubi di lahan-lahan persawahan, karena lahan darat tidak cocok.

Selama ini, ujar dia, ubi Menes cukup terkenal di daerah Provinsi Banten, sehingga membawa positif terhadap pendapatan petani.

Produksi ubi Menes bisa dipanen selama tiga bulan dan dapat menghasilkan uang.

"Kami membeli ubi Menes seluas satu petak sawah sekitar Rp5 juta," katanya.

Kolik, seorang pedagang ubi Menes di Pasar Rangkasbitung mengaku selama puasa ini permintaan ubi Menes untuk kebutuhan bahan baku kolak maupun gorengan meningkat.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan konsumen karena sehari bisa menjual sekitar dua ton," katanya.

Ia menyebutkan, pihaknya mengecer harga ubi Menes sekitar Rp4.000/kg, padahal sebelumnya Rp3.000/kg.

Kemungkinan harga ubi Menes menjelang Idul Fitri terjadi kenaikan karena permintaan konsumen meningkat.

Selama ini, ubi Menes dijadikan bahan baku kolak dan gorengan juga bahan kuliner makanan lain.

"Kami berharap petani Lebak bisa mengembangkan ubi Menes dengan rasa manis dan pulen," katanya.

Begitu pula, Ahmad, seorang pedagang mengaku dirinya hingga kini mendatangkan ubi dari Menes Kabupaten Pandeglang.

Sebab petani di sini belum mampu mengembangkan ubi jalar yang unggul, sehingga diharapkan ke depan bisa dipasok oleh petani Lebak.

"Kami membeli ubi Menes mencapai puluhan juta per bulanya, dan jika petani Lebak mampu menanam ubi tentu dapat mendongkrak ekonomi lokal," katanya.