Kazakhstan ajak Indonesia bentuk dewan bisnis untuk perkuat kemitraan
8 Desember 2023 17:15 WIB
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Serzhan Abdykarimov (kiri) menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (8/12/2023). ANTARA/HO-Kedutaan Besar Kazakhstan untuk Indonesia/aa.
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Serzhan Abdykarimov mengajak Indonesia membentuk Dewan Bisnis Kazakhstan-Indonesia untuk memperkuat kemitraan antar-perusahaan di kedua negara.
"Ini bakal menjadi kendaraan utama yang membantu perusahaan-perusahaan tumbuh dan mengembangkan usaha bersama dan swasta di kedua negara," kata Abdykarimov pada Sesi Kedua Klub Diskusi Kazakhstan-Indonesia pada Rabu (6/11), dalam siaran pers Kedutaan Besar Kazaskhtan untuk Indonesia di Jakarta pada Jumat.
Abdykarimov menyebutkan hubungan bilateral kedua negara berkembang pesat dalam 30 tahun terakhir di mana kedua pemimpin negara, parlemen, pejabat pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat kedua negara, sudah sering saling mengunjungi.
Abdykarimov mengungkapkan volume perdagangan Indonesia-Kazakhstan naik 19 kali lipat dalam kurun 19 tahun terakhir, dari hanya 19 juta dolar AS (Rp295 miliar) pada 2004, menjadi 400 juta dolar AS (Rp6,21 triliun) pada 2022.
"Hanya dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, volume perdagangan kedua negara sudah mencapai 240 juta dolar AS (Rp3,7 triliun)," sambung diplomat yang pernah menjabat duta besar Kazakhstan untuk Azerbaijan dan Republik Ceko itu.
Abdykarimov mengapresiasi peran aktif dunia usaha Indonesia di Kazakhstan, yang kaya energi dan memiliki per kapita dua kali lebih besar dari Indonesia dan luas wilayah 1,4 kali lebih luas dari Indonesia tapi berpenduduk hanya sekitar 1/13 jumlah penduduk Indonesia.
"Sejak 1992, Kazakhstan berhasil menarik investasi asing langsung dari Indonesia sampai senilai 510 juta dolar AS (Rp7,92 triliun)," sambungnya.
Menurut Abdykarimov, kedua negara aktif bekerja sama dalam banyak sektor, dari minyak dan gas, sampai pertambangan, bahan kimia, furnitur, tekstil, farmasi, pengolahan kayu, pertanian, dan pariwisata.
Dia mengajak pengusaha Indonesia aktif menanamkan modal di Kazakhstan dan memanfaatkan pasar ekonomi yang besar serta posisi strategis Kazakhstan di Asia Tengah dan kawasan Eurasia (Eropa-Asia).
Menurut dia, Kazakhstan adalah penghubung penting Asia Tengah, dengan memiliki 13 koridor transit yang sudah menggelontorkan dana investasi sebesar 35 miliar dolar AS (Rp543,3 triliun) untuk infrastruktur transportasi dan transit dalam 15 tahun terakhir.
"Ini menjadi daya tarik investasi dan menawarkan pintu gerbang tak terkira nilainya bagi para eksportir Indonesia," kata Abdykarimov.
Dia juga menyinggung Koridor Trans-Kaspia yang menghubungkan Asia Tenggara dan China dengan Laut Kaspia, Kaukasus dan Eropa tenggara, selain penting bagi prakarsa-prakarsa kerjasama global seperti Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) yang digagas China.
"Kami menautkan kembali Asia dan Eropa melalui Jalur Sutra Baru abad ke-21 yang merupakan aset yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh dunia usaha Indonesia," kata Abdykarimov.
Abdykarimov lalu mengungkapkan ketertarikan negaranya memanfaatkan keahlian Indonesia dalam keuangan syariah untuk diintegrasikan dengan Astana International Financial Centre.
"Kolaborasi ini akan memperkaya lanskap keuangan kita sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi," pungkas Abdykarimov, yang menilai baik Indonesia maupun Kazakhstan memiliki perspektif sama dalam berbagai isu global, termasuk multilateralisme, keamanan pangan, dan dialog antar-keyakinan.
Pada Jumat 8 Desember 2023, Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Serzhan Abdykarimov menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Baca juga: BKSAP DPR kunjungi Kazakhstan tingkatkan kerja sama ekonomi
Baca juga: KBRI Astana dorong peluang ekspor produk Indonesia ke Kazakhstan
"Ini bakal menjadi kendaraan utama yang membantu perusahaan-perusahaan tumbuh dan mengembangkan usaha bersama dan swasta di kedua negara," kata Abdykarimov pada Sesi Kedua Klub Diskusi Kazakhstan-Indonesia pada Rabu (6/11), dalam siaran pers Kedutaan Besar Kazaskhtan untuk Indonesia di Jakarta pada Jumat.
Abdykarimov menyebutkan hubungan bilateral kedua negara berkembang pesat dalam 30 tahun terakhir di mana kedua pemimpin negara, parlemen, pejabat pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat kedua negara, sudah sering saling mengunjungi.
Abdykarimov mengungkapkan volume perdagangan Indonesia-Kazakhstan naik 19 kali lipat dalam kurun 19 tahun terakhir, dari hanya 19 juta dolar AS (Rp295 miliar) pada 2004, menjadi 400 juta dolar AS (Rp6,21 triliun) pada 2022.
"Hanya dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, volume perdagangan kedua negara sudah mencapai 240 juta dolar AS (Rp3,7 triliun)," sambung diplomat yang pernah menjabat duta besar Kazakhstan untuk Azerbaijan dan Republik Ceko itu.
Abdykarimov mengapresiasi peran aktif dunia usaha Indonesia di Kazakhstan, yang kaya energi dan memiliki per kapita dua kali lebih besar dari Indonesia dan luas wilayah 1,4 kali lebih luas dari Indonesia tapi berpenduduk hanya sekitar 1/13 jumlah penduduk Indonesia.
"Sejak 1992, Kazakhstan berhasil menarik investasi asing langsung dari Indonesia sampai senilai 510 juta dolar AS (Rp7,92 triliun)," sambungnya.
Menurut Abdykarimov, kedua negara aktif bekerja sama dalam banyak sektor, dari minyak dan gas, sampai pertambangan, bahan kimia, furnitur, tekstil, farmasi, pengolahan kayu, pertanian, dan pariwisata.
Dia mengajak pengusaha Indonesia aktif menanamkan modal di Kazakhstan dan memanfaatkan pasar ekonomi yang besar serta posisi strategis Kazakhstan di Asia Tengah dan kawasan Eurasia (Eropa-Asia).
Menurut dia, Kazakhstan adalah penghubung penting Asia Tengah, dengan memiliki 13 koridor transit yang sudah menggelontorkan dana investasi sebesar 35 miliar dolar AS (Rp543,3 triliun) untuk infrastruktur transportasi dan transit dalam 15 tahun terakhir.
"Ini menjadi daya tarik investasi dan menawarkan pintu gerbang tak terkira nilainya bagi para eksportir Indonesia," kata Abdykarimov.
Dia juga menyinggung Koridor Trans-Kaspia yang menghubungkan Asia Tenggara dan China dengan Laut Kaspia, Kaukasus dan Eropa tenggara, selain penting bagi prakarsa-prakarsa kerjasama global seperti Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) yang digagas China.
"Kami menautkan kembali Asia dan Eropa melalui Jalur Sutra Baru abad ke-21 yang merupakan aset yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh dunia usaha Indonesia," kata Abdykarimov.
Abdykarimov lalu mengungkapkan ketertarikan negaranya memanfaatkan keahlian Indonesia dalam keuangan syariah untuk diintegrasikan dengan Astana International Financial Centre.
"Kolaborasi ini akan memperkaya lanskap keuangan kita sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi," pungkas Abdykarimov, yang menilai baik Indonesia maupun Kazakhstan memiliki perspektif sama dalam berbagai isu global, termasuk multilateralisme, keamanan pangan, dan dialog antar-keyakinan.
Pada Jumat 8 Desember 2023, Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Serzhan Abdykarimov menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Baca juga: BKSAP DPR kunjungi Kazakhstan tingkatkan kerja sama ekonomi
Baca juga: KBRI Astana dorong peluang ekspor produk Indonesia ke Kazakhstan
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: