Putin: EAEU, Iran akan sepakati pembentukan zona perdagangan bebas
8 Desember 2023 13:01 WIB
Foto Dokumen: Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) yang sedang berkunjung di Teheran, Iran, pada 19 Juli 2022. ANTARA/Kepresidenan Iran/Handout via Xinhua
Istanbul/Teheran (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Iran berencana menandatangani perjanjian tentang pembentukan zona perdagangan bebas pada akhir tahun ini.
"Ini akan menciptakan kesempatan lebih lanjut untuk memperluas interaksi kita," kata Putin saat bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow.
Putin menyampaikan kepada Raisi perlunya membahas situasi terkini di Palestina dan mengatakan sangat penting bagi Moskow dan Teheran untuk berbagi pandangan tentang situasi di kawasan tersebut.
Putin juga membahas hubungan bilateral, mengatakan bahwa kerja sama antara Rusia dan Iran telah berkembang di berbagai bidang.
"Kita memiliki proyek infrastruktur yang besar. Kita telah lama membahasnya, dan sekarang kita beralih kepada pelaksanaan praktis pembangunan jalur kereta api Utara-Selatan. Kita juga bekerja secara alami dan secara tradisional di bidang energi," katanya.
Nilai perdagangan antara Moskow dan Teheran mencapai hampir 5 miliar dolar AS (sekitar Rp77,49 triliun) dan tumbuh sebesar 20 persen pada 2022 saja, kata Putin.
Sementara itu, Raisi mengatakan bahwa umat manusia saat ini menderita akibat unilateralisme dan sistem global yang tidak adil, contoh nyatanya adalah Jalur Gaza.
Menggambarkan situasi di wilayah Palestina yang terkepung itu sebagai "genosida" dan "kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Raisi merujuk ke banyaknya korban tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, khususnya anak-anak.
Ia kemudian mengatakan bahwa banyak organisasi internasional telah "kehilangan semua mekanisme mereka."
Menegaskan kembali pernyataan yang berulang kali ia sampaikan dalam beberapa pekan terakhir, Raisi mengatakan kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza "didukung oleh AS dan negara-negara Barat lainnya," dan menyebut "ketidakefektifan" organisasi internasional sebagai satu hal yang "disayangkan."
"Gaza adalah tempat di mana seorang anak menjadi syahid setiap 10 menit, jadi aksi pengeboman perlu sesegera mungkin dihentikan," katanya.
Saat menyinggung hubungan Rusia-Iran, Raisi mengatakan bahwa Rusia dan Iran memiliki kerja sama yang baik di bidang energi, pertanian, dan industri berbasis pengetahuan.
Dia menyerukan penguatan kerja sama dan mengatakan bahwa negara mereka dapat berkembang lebih jauh sejalan dengan "kebijakan kedekatan" Iran.
Dia juga menyampaikan undangan kepada Putin untuk mengunjungi Teheran, dan Presiden Putin menerima undangan tersebut, menurut media pemerintah Iran.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia dan Iran inginkan gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Diskusi Putin dengan Mohammed bin Salman bahas minyak dan geopolitik
"Ini akan menciptakan kesempatan lebih lanjut untuk memperluas interaksi kita," kata Putin saat bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow.
Putin menyampaikan kepada Raisi perlunya membahas situasi terkini di Palestina dan mengatakan sangat penting bagi Moskow dan Teheran untuk berbagi pandangan tentang situasi di kawasan tersebut.
Putin juga membahas hubungan bilateral, mengatakan bahwa kerja sama antara Rusia dan Iran telah berkembang di berbagai bidang.
"Kita memiliki proyek infrastruktur yang besar. Kita telah lama membahasnya, dan sekarang kita beralih kepada pelaksanaan praktis pembangunan jalur kereta api Utara-Selatan. Kita juga bekerja secara alami dan secara tradisional di bidang energi," katanya.
Nilai perdagangan antara Moskow dan Teheran mencapai hampir 5 miliar dolar AS (sekitar Rp77,49 triliun) dan tumbuh sebesar 20 persen pada 2022 saja, kata Putin.
Sementara itu, Raisi mengatakan bahwa umat manusia saat ini menderita akibat unilateralisme dan sistem global yang tidak adil, contoh nyatanya adalah Jalur Gaza.
Menggambarkan situasi di wilayah Palestina yang terkepung itu sebagai "genosida" dan "kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Raisi merujuk ke banyaknya korban tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, khususnya anak-anak.
Ia kemudian mengatakan bahwa banyak organisasi internasional telah "kehilangan semua mekanisme mereka."
Menegaskan kembali pernyataan yang berulang kali ia sampaikan dalam beberapa pekan terakhir, Raisi mengatakan kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza "didukung oleh AS dan negara-negara Barat lainnya," dan menyebut "ketidakefektifan" organisasi internasional sebagai satu hal yang "disayangkan."
"Gaza adalah tempat di mana seorang anak menjadi syahid setiap 10 menit, jadi aksi pengeboman perlu sesegera mungkin dihentikan," katanya.
Saat menyinggung hubungan Rusia-Iran, Raisi mengatakan bahwa Rusia dan Iran memiliki kerja sama yang baik di bidang energi, pertanian, dan industri berbasis pengetahuan.
Dia menyerukan penguatan kerja sama dan mengatakan bahwa negara mereka dapat berkembang lebih jauh sejalan dengan "kebijakan kedekatan" Iran.
Dia juga menyampaikan undangan kepada Putin untuk mengunjungi Teheran, dan Presiden Putin menerima undangan tersebut, menurut media pemerintah Iran.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia dan Iran inginkan gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Diskusi Putin dengan Mohammed bin Salman bahas minyak dan geopolitik
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: