Korporasi lindungi pelaku kekerasan seksual bisa dicabut izin operasi
7 Desember 2023 18:21 WIB
Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA Eni Widiyanti (kedua kiri) dalam talkshow bertajuk "Sinergi dalam Implementasi UU TPKS untuk Ciptakan Tempat Kerja Bebas Kekerasan Seksual", di Jakarta, Kamis (7/12/2023). ANTARA/ Anita Permata Dewi.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan bahwa korporasi yang melindungi pelaku kekerasan seksual bisa dikenakan denda hingga Rp15 miliar, bahkan dapat dicabut izin operasional-nya.
"Ketika di dalam dunia kerja, ada individu-individu yang melakukan kekerasan seksual dan dari korporasi-nya ini ternyata tidak melindungi korbannya. Bahkan ada pembiaran, tidak memberikan sarana prasarana untuk pekerja perempuan menjadi aman, itu bisa diancam dengan Undang-undang TPKS," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA Eni Widiyanti dalam talkshow bertajuk "Sinergi dalam Implementasi UU TPKS untuk Ciptakan Tempat Kerja Bebas Kekerasan Seksual", di Jakarta, Kamis.
"Untuk korporasi, ancamannya denda Rp5 miliar sampai Rp15 miliar. Tidak hanya denda, restitusi juga nanti akan dituntut untuk membayar sampai pencabutan izin, dan bahkan tidak boleh beroperasi lagi," tambah Eni Widiyanti.
Baca juga: Kemnaker ajak pengusaha serius cegah kekerasan seksual di tempat kerja
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Pelecehan seksual di tempat kerja musuh bersama
Peraturan tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Saat ini, peraturan turunan dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual sudah memasuki tahapan akhir menuju penetapan dan pengundangan.
Peraturan turunan tersebut terdiri dari tiga Peraturan Pemerintah dan empat Peraturan Presiden, dimana lima peraturan diprakarsai oleh KemenPPPA dan dua diantaranya diprakarsai oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Meski peraturan turunannya belum ada, Eni Widiyanti memastikan UU TPKS sudah bisa diimplementasikan.
"Tanpa menunggu peraturan turunannya ini, UU TPKS sudah bisa diimplementasikan," katanya.
Baca juga: Menaker keluarkan pedoman pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja
Baca juga: Ketua DPR: Penerapan UU TPKS cegah kekerasan seksual di tempat kerja
"Ketika di dalam dunia kerja, ada individu-individu yang melakukan kekerasan seksual dan dari korporasi-nya ini ternyata tidak melindungi korbannya. Bahkan ada pembiaran, tidak memberikan sarana prasarana untuk pekerja perempuan menjadi aman, itu bisa diancam dengan Undang-undang TPKS," kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA Eni Widiyanti dalam talkshow bertajuk "Sinergi dalam Implementasi UU TPKS untuk Ciptakan Tempat Kerja Bebas Kekerasan Seksual", di Jakarta, Kamis.
"Untuk korporasi, ancamannya denda Rp5 miliar sampai Rp15 miliar. Tidak hanya denda, restitusi juga nanti akan dituntut untuk membayar sampai pencabutan izin, dan bahkan tidak boleh beroperasi lagi," tambah Eni Widiyanti.
Baca juga: Kemnaker ajak pengusaha serius cegah kekerasan seksual di tempat kerja
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Pelecehan seksual di tempat kerja musuh bersama
Peraturan tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Saat ini, peraturan turunan dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual sudah memasuki tahapan akhir menuju penetapan dan pengundangan.
Peraturan turunan tersebut terdiri dari tiga Peraturan Pemerintah dan empat Peraturan Presiden, dimana lima peraturan diprakarsai oleh KemenPPPA dan dua diantaranya diprakarsai oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Meski peraturan turunannya belum ada, Eni Widiyanti memastikan UU TPKS sudah bisa diimplementasikan.
"Tanpa menunggu peraturan turunannya ini, UU TPKS sudah bisa diimplementasikan," katanya.
Baca juga: Menaker keluarkan pedoman pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja
Baca juga: Ketua DPR: Penerapan UU TPKS cegah kekerasan seksual di tempat kerja
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: