Jakarta (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, melalui penyelenggaraan pekan kreatif pada 6-10 Desember, merayakan perjalanan para penyandang disabilitas Indonesia yang telah mengatasi berbagai stigma.

Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional itu antara lain diisi dengan pameran serta tentang teknologi inklusif bagi penyandang disabilitas, demikian keterangan Pusat Informasi PBB di Indonesia (UNIC Jakarta), Kamis.

Koordinator Residen PBB di Indonesia Valerie Julliand menekankan bahwa kalangan penyandang disabilitas telah banyak berkontribusi di berbagai bidang, termasuk seni, budaya, teknologi dan olahraga.

Namun, seperti dikutip dalam keterangan itu, masyarakat luas sering meremehkan potensi kalangan tersebut.

Baca juga: PLN bantu yayasan peduli disabilitas mesin daur ulang sampah plastik

Baca juga: Fasilitas ditingkatkan, Kemenag: 146 madrasah telah ramah disabilitas


Menurut dia, kegiatan yang digelar itu akan turut menantang persepsi keliru dengan menampilkan kemampuan dan pencapaian para seniman penyandang disabilitas.

"Melalui cerita yang menarik, seni, dan solusi inovatif, kolaborasi ini menghormati para seniman tersebut dan mendorong masyarakat untuk meninjau ulang prasangka serta bekerja menuju masa depan yang inklusif dan memberdayakan," ujarnya.

Pekan Kreatif untuk Penyandang Disabilitas berlangsung di Bloc Bar 2 MBlock di Jakarta dengan mengusung moto "Kita bisa! Kita mampu! Kita sama! serta menyoroti bakat dan cerita menarik dari para penyandang disabilitas.

Menurut UNIC, sedikitnya ada 70 objek dan kegiatan yang digelar, termasuk seni visual, seni pertunjukan, sejarah lisan, adibusana, dan teknologi.

Selain itu, akan ada lokakarya tentang terapi seni dan lukisan kaca.

Seperti disebutkan dalam keterangan itu, jumlah penyandang disabilitas tercatat sekitar 15 persen dari populasi global dan kerap kurang terwakili.

Di Indonesia sendiri, menurut Sensus Nasional 2020, ada 38,8 juta orang yang diidentifikasi memiliki disabilitas.

Namun, indikator pasar tenaga kerja disabilitas yang dikeluarkan badan PBB terkait perburuhan, ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), menunjukkan bahwa hampir 90 persen di antara kalangan tersebut tidak aktif.

Artinya, banyak orang di kalangan penyandang disabilitas tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan secara aktif, atau banyak yang bekerja di sektor informal.

Hari Penyandang Disabilitas Internasional diperingati setiap 3 Desember dan kerap dijadikan momentum untuk menyelesaikan persoalan para penyandang disabilitas, juga untuk mendukung peningkatan martabat, hak, dan kesejahteraan mereka.*

Baca juga: Pusat Disabilitas Unhas kampanyekan hak difabel

Baca juga: Kemendikbudristek dukung kesetaraan gender dan disabilitas