Sumenep (ANTARA News) - Puluhan wartawan Sumenep, Jawa Timur, yang tergabung dalam "Jurnalis Merah Putih" melakukan patrol sahur (tradisi membangunkan warga untuk sahur) dengan "ta`-buta`an" (sejenis ondel-ondel) diiringi musik tradisional "tong-tong" (kentongan).

Rute patrol sahur yang dilakukan oleh sekitar 20 wartawan harian itu keliling kawasan kota dengan dimulai dari depan dan berakhir di Rumah Dinas Bupati Sumenep A Busyro Karim, Kamis dini hari.

"Dulu, patrol sahur dengan `ta-buta`an` merupakan hal biasa pada masa sahur selama Bulan Ramadhan di kalangan warga Sumenep. Namun, saat ini nyaris tidak ada. Oleh karena itu, kami ingin mentradisikan kembali budaya tersebut," kata salah seorang anggota Jurnalis Merah Putih, Hartono di Sumenep.

Ia menjelaskan, pihaknya sengaja mengawali dan mengakhiri patrol sahur di depan rumah dinas bupati guna mengingatkan kembali bupati tentang patrol sahur tersebut.

"Kami menilai patrol sahur merupakan tradisi positif yang harus dilestarikan. Kami berharap pemerintah daerah mengambil peran guna melestarikan patrol sahur," katanya.

Sementara itu, Bupati Sumenep, A Busro Karim merespons positif kegiatan bernuansa pelestarian budaya yang dilakukan para awak media tersebut.

"Ini momentum tepat dan kawan-kawan wartawan mencoba mengingatkan saya dengan cara yang beda. Patrol sahur dengan `ta`-buta`an memang harus dilestarikan," ujarnya.

Selain sarana untuk membangunkan warga untuk sahur, kata dia, patrol sahur juga bisa menjadi ajang silaturrahmi antarwarga dengan kemasan yang menarik.

"Budaya lokal yang positif memang harus dilestarikan oleh setiap elemen masyarakat setempat, termasuk kawan-kawan wartawan," ucapnya, menegaskan.