Surabaya (ANTARA News) - Partai Golkar menargetkan kembali merangkul kaum Nahdliyin di Jawa Timur sebagai salah satu bentuk upaya memenangkan partai tersebut pada Pemilihan Umum Legislatif 2014.

"Pada dasarnya, orientasi Partai Golkar dulu didukung oleh kaum Nahdliyin dan sukses menjadi partai dengan raihan suara terbanyak," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Ridwan Hisjam, kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Ia melihat, sebagai provinsi yang mayoritas penduduknya kaum Nahdliyin, Golkar Jawa Timur dinilai kurang bisa menjaga, bahkan merangkul suara warga Nahdlatul Ulama tersebut.

Pihaknya berharap, Golkar Jatim mampu meraih simpati dan kembali mengajaknya mendukung partai berlambang pohon beringin itu.

Tidak hanya untuk Pemilu Legislatif, lanjut dia, suara kaum Nahdliyin juga sangat diperlukan untuk Pemilihan Presiden yang digelar beberapa bulan setelah Pemilu digelar.

Ia menjelaskan, sekitar tahun 1971, Partai Golkar memiliki tiga simpul pondok pesantren besar mengawal suara Nahdliyin, yakni Pondok Pesantren Darul Ulum di Jombang, Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Magetan dan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo.

"Saat ini, tiga simpul itu harus diperkuat. Bahkan, harus menambah simpul-simpul lainnya sebagai bagian dari upaya penguatan suara. Sekali lagi, jangan dilupakan bahwa orientasi Golkar adalah kaum Nahdliyin," katanya.

Di samping itu, kata dia, langkah berikutnya untuk menjadikan Golkar kembali berkuasa yakni dengan melakukan pendekatan dengan kelompok kultural, salah satunya membina Badan Koordinasi Organisasi Kepercayaan (BKOK).

"Kami juga akan merangkul cendekiawan, akademisi dan sejumlah pihak lainnya untuk mengawal suara Golkar," katanya.

"Zaman saya ketua (2000-2004), kursi di Jatim 15 kursi, kemudian menurun menjadi 11 kursi ketika Soenarjo memimpin (2004-2009). Dalam survei internal terakhir, jika Pemilu dilaksanakan hari ini maka hanya akan mendapat 7 kursi saja. Ini yang harus diubah agar semakin besar," kata Ridwan. (*)