Yerusalem (ANTARA) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan memerintah di Jalur Gaza setelah perang Israel dan kelompok Hamas berakhir.

"Selama saya menjadi perdana menteri Israel, hal itu tidak akan pernah terjadi," kata Netanyahu melalui platform media sosial X -- dulu bernama Twitter.

Komentar itu disampaikan Netanyahu untuk menanggapi laporan Sky News Arabia yang menyebut bahwa pemerintahan Abbas siap mengambil alih kekuasaan di Gaza.

"Mereka yang mendidik anak-anak mereka untuk melakukan terorisme, membiayai terorisme, dan mendukung keluarga-keluarga teroris tidak akan bisa memerintah di Gaza setelah Hamas dilenyapkan," ujar Netanyahu.

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah mengenai pernyataan Netanyahu.

Menurut media Israel, Netanyahu memberi tahu Pemerintah Amerika Serikat bahwa tidak akan ada tempat bagi PA di Jalur Gaza pada masa pasca perang.

Pernyataan Netanyahu bertentangan dengan posisi AS, yang telah berulang kali menekankan perlunya Gaza dikelola oleh "otoritas Palestina" setelah perang berakhir.

Sementara itu, PA menyatakan siap untuk kembali ke Gaza sebagai bagian dari rencana politik yang menyeluruh.

Rencana itu mencakup persatuan antara Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur sebagai bagian dari solusi politik yang mengarah pada pembentukan negara Palestina.

Sumber: Anadolu

Baca juga: AS nyatakan lagi penentangan atas pendudukan kembali Israel di Gaza

Baca juga: Sekjen PBB surati Dewan Keamanan, desakkan gencatan senjata Gaza