Jakarta (ANTARA) - Perusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi Schneider Electric menjalin kerja sama dengan 15 politeknik negeri di bawah binaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kerja sama dua tahun ini, menurut Business Vice President Power Systems Schneider Electric Indonesia Surya Fitri, bertujuan untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) vokasi nasional dalam penerapan teknologi untuk mendukung transisi energi terdesentralisasi.

"Teknologi digital untuk sistem kelistrikan terus berkembang, karena itu perlu diimbangi dengan pengetahuan dan kapabilitas sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Penandatanganan perjanjian kerja sama strategis tersebut diwakili oleh Surya Fitri serta direktur dari ke-15 politeknik.

Adapun 15 politeknik tersebut yakni Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Bosowa, Politeknik Negeri Cilacap, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Negeri Madura, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Samarinda, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Dalam perjanjian kerja sama ini, Schneider akan menjadi mitra pendidikan perguruan tinggi vokasi (PTV) khususnya politeknik jurusan elektro dalam hal dukungan sarana prasarana; penyelarasan kurikulum berbasis industri; pelatihan untuk pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik; sertifikasi kompetensi hingga praktik kerja lapangan bagi peserta didik.

Pada kesempatan itu juga dilakukan serah terima hibah solusi PIX12 dan RM6 yang merupakan bagian dari solusi distribusi listrik berkelanjutan dan digital, kepada perwakilan politeknik.

"Melalui solusi ini, para peserta didik dapat mempelajari sistem/perangkat distribusi listrik tegangan menengah yang kerap digunakan pada jaringan kelistrikan di Indonesia," ujar Surya Fitri.

Dia menambahkan dalam kurun waktu dua tahun kerja sama tersebut pihaknya menargetkan dapat memberikan pelatihan kepada 100 tenaga pendidik dan 1500 peserta didik.

Sejak 2018 hingga saat ini, perusahaan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 450 tenaga pendidik dan lebih dari 27.000 peserta didik pada lembaga vokasi di bidang kelistrikan, otomasi dan energi terbarukan melalui program Centre of Excellence.

Direktur Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbudristek Uuf Brajawidagda mengatakan pihaknya terus menggalakkan program-program kolaboratif antara pelaku industri dan lembaga pendidikan.

Menurut dia, hibah solusi dan penyelarasan kurikulum berbasis industri dengan Scheneider akan sangat membantu para tenaga pendidik dan peserta didik dalam praktik langsung, serta menumbuhkan kreativitas dan inovasi.

"Kami harap kerja sama ini dapat menginspirasi industri lain untuk berkontribusi dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten," katanya.

Baca juga: Schneider Electric dukung pengembangan pusat data berkelanjutan
Baca juga: Schneider Electric Indonesia kembali selenggarakan EEPC
Baca juga: Kemenperin inginkan adanya kolaborasi antar industri untuk menuju 4.0