Semarang (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hingga Rabu belum memutuskan calon peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2014 dari partainya meski sejumlah parpol sudah mengampanyekan bakal calon presiden mereka melalui media massa.

"Hingga saat ini, kami belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang calon presiden dan calon wakil presiden walau dalam Rakernas I PDI Perjuangan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan mengenai hal itu," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo kepada Antara di Semarang, Rabu petang.

Menyinggung hasil survei, Tjahjo mengatakan bahwa pihaknya bisa memahami hasil survei dari lembaga survei yang menempatkan presiden ke-5 Republik Indonesia itu pada posisi pertama, ketiga, dan seterusnya.

"Bisa dipahami karena Ibu Megawati belum melakukan langkah-langkah kampanye, seperti pasang iklan, dan mendeklarasikannya maupun bergerak secara terencana," katanya ketika merespons rilis dari sejumlah lembaga survei mengenai tingkat popularitas bakal calon presiden (bacapres).

Hal itu, menurut Tjahjo, mungkin beda dengan calon presiden lain yang sudah gencar pasang iklan di berbagai media dan sudah mendeklarasikan dirinya terbuka dan memosisikannya sebagai presiden.

"Ibu Megawati selaku pribadi dan selaku pimpinan partai politik selalu mencermati dengan saksama setiap gelagat dinamika perkembangan politik nasional, regional, dan internasional," kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Sekarang ini, lanjut Tjahjo, Megawati lebih memilih mengontrol pergerakan PDI Perjuangan agar solid dan kader-kader partainya mampu menggerakkan masyarakat di berbagai elemen di lingkungannya, termasuk Joko Widodo (Jokowi).

Kini, Jokowi yang notabene juga kader PDI Perjuangan sedang mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Hal ini pun selalu beliau pantau pergerakannya dalam membangun DKI ini," ujar Tjahjo.

Di lain pihak, Tjahjo mengemukakan bahwa tidak semua anggota masyarakat pemilih di Indonesia apriori terhadap keberadaan partai politik karena pada prinsipnya demokrasi sebuah negara selalu membutuhkan parpol yang kuat, konsisten, serta parpol yang mampu menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakatnya.

Tjahjo lantas menekankan,"Parpol harus mampu mewakili aspirasi masyarakatnya, parpol harus mampu menawarkan prinsip ideologinya dan prinsip-prinsip yang akan diperjuangkannya."

Kemudian, lanjut dia, parpol tidak boleh ada jarak dengan masyarakat pemilihnya, parpol harus bergerak terus dan menggerakkan elemen-elemen dalam masyarakat dan terbuka terhadap saran kritik masyarakatnya.

"Hal itulah yang harusnya menjadi prinsip perjuangan sebuah parpol di Indonesia dan masyarakat pemilih khususnya paham bahwa proses pergantian kekuasaan dan rekrutmen kepemimpinan nasional dan daerah melalui partai politik," katanya menandaskan.

Ia menegaskan bahwa parpol bukan hanya bergerak dan ada menjelang pemilihan umum (pemilu), melainkan harus hadir setiap hari dalam pergerakan dinamika negara dan masyarakatnya.

"Jadi, satu dua oknum partai yang salah secara hukum dan secara sosial di tengah masyarakat, tidak bisa digeneralisasi bahwa partai politiknya yang salah," demikian Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
(D007/H015)