Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Kampus Bambu Komodo mampu menjadi akomodasi wisata yang menghasilkan produk ekonomi kreatif (ekraf) berkelanjutan.

Berdasarkan keterangan di Jakarta, Rabu, Kampus Bambu Komodo yang berada di Gua Batu Cermin, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mampu menghasilkan produk-produk berkelanjutan yang mulai digemari masyarakat dunia.

"Kampus ini sebagai bagian dari masa depan eco-lodge. Apalagi ini adalah karya anak bangsa yang menghadirkan program berkelanjutan," kata Sandiga

Kampus Bambu Komodo telah menghasilkan sederet produk olahan bambu di antaranya bambu laminasi, sepeda bambu, anyaman atau kerajinan bambu, furnitur bambu, pellet bambu hingga biomassa.

Baca juga: Kemenparekraf perkuat dukungan wisata olahraga di NTB

Baca juga: Menparekraf apresiasi Kampus Bambu Komodo untuk ekraf berkelanjutan


Produk-produk tersebut melibatkan para perempuan sebagai perajin. Kampus Bambu Komodo juga menjadi pusat pembelajaran, fasilitas publik untuk masyarakat yang ingin belajar lebih dalam mengenai bambu mulai dari pembibitan bambu, penanaman dan pemanenan, hingga menjadi produk-produk yang inovatif dan bernilai tinggi.

"Jadi bukan hanya menciptakan lapangan kerja tapi juga mewadahi ekonomi rakyat dan peningkatan pendapatan masyarakat," ujar Sandiaga.

Kampus yang dibangun menggunakan bambu ini diharapkan Sandiaga dapat menjadi contoh bagi pelaku parekraf dalam menghadirkan akomodasi yang ramah lingkungan.

Kampus Bambu Komodo sendiri merupakan kolaborasi dari Yayasan Bambu Lestari Lingkungan (YBLL) bersama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KemenkoPMK) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta pemerintah daerah.

Baca juga: Menparekraf sebut BPOLBF terbuka untuk koordinasi semua pihak

Baca juga: Menparekraf: Pergerakan wisnus hingga Oktober 2023 capai 688,78 juta