Bangkok (ANTARA News) - Thailand membantah klaim seorang ayah yang anaknya sempat terpilih menjadi anak gawang pendamping Chelsea telah dipaksa memberikan jatahnya kepada putera perdana menteri Thailand yang dikenal penggila bola.
Juru bicara pemerintah mengatakan daftar anak gawang pada pertandingan persahabatan pramusim Chelsea di Bangkok tersebut telah disusun jauh-jauh hari sehingga menyanggah komentar ayah itu.
"Segala sesuatunya berjalan sesuai prosedur," kata sang juru bicara kepada wartawan seperti dikutip AFP. "Tak ada nama yang digantikan."
Bantahan ini menyanggah klaim Kriangyos Sudlapha yang mengaku kepada Bangkok Post bahwa anaknya, Noppadol (9 tahun), semestinya berjalan mendampingi para pemain Chelsea masuk stadion, apalagi mereka sudah berlatih untuk itu.
Menurut dia, Noppadol dan beberapa anak gawang dikeluarkan oleh penyelenggara untuk digantikan oleh anak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan para putera menteri-menteri kabinetnya.
Kriangyos mengatakan anaknya yang juga menjadi anak gawang dalam pertandingan Manchester United pekan lalu tersebut, lalu ngambek dan tak lagi bernafsu menyaksikan Chelsea menghadapi Singha All-Star XI di Stadion Rajamangala.
Seorang pejabat dari perusahaan bir Singha yang menyelenggarakan pertandingan itu mengatakan para orang tua bebas melamarkan anaknya menjadi anak gawang, tapi tidak semuanya bisa lolos.
Namun pejabat yang menolak menyebutkan namanya mengakui bahwa kebanyakan anak gawang itu adalah anak-anak menteri dan bos-bos Singha.
Dari laporan sebelumnya, putera PM Thailand yang berumur 11 tahun dan bernama Supasek Amornchat juga ambil bagian dalam coaching clinic Chelsea pekan ini bersama para pemain bintang.
"Menyenangkan sekali," kata dia kepada The Nation, seraya menyebut itu 'pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan'.
Thailand dihebohkan insiden anak gawang menteri
17 Juli 2013 17:14 WIB
PM Thailand Yingluck Shinawatra (REUTERS/Alan Porrit)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: