Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Nastiti Kaswandani merekomendasikan imunisasi lengkap pada anak untuk mencegah koinfeksi penyakit mycroplasma pneumonia.

"Laporan setelah COVID-19 maupun sebelum COVID-19, ketika anak itu dirawat karena gejala Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), termasuk pneumonia seringkali tidak hanya satu penyebabnya, misalnya bakteri, adeno virus dengan bakteri pneumokokus, adeno virus dengan influenza," kata Nastiti dalam konferensi pers terkait mycroplasma pneumonia diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Rabu.

Umumnya pasien anak dengan keluhan pneumonia bergejala berat seringkali terdeteksi lebih dari satu jenis virus atau bakteri, maupun kombinasi keduanya.

Salah satunya seperti yang berhasil dideteksi pihak Rumah Sakit Medistra Jakarta terhadap salah satu pasien anak terkonfirmasi mycroplasma pneumonia.

Baca juga: RSCM: Golongan obat makrolida efektif atasi mycroplasma pneumonia

Baca juga: RSCM: Jangan khawatir, mycroplasma pneumonia tak separah COVID-19


"Kasus di Medistra saya duga itu terdeteksi dari suatu pemeriksaan yang namanya multiplex syndromic testing, artinya dengan satu pemeriksaan swab saja bisa mendeteksi beberapa jenis virus dan bakteri," ujarnya.

Koinfeksi atau infeksi simultan memungkinkan terjadi pada pasien mycroplasma pneumonia sehingga memicu kejadian gejala berat hingga perlu dirawat inap di rumah sakit.

Ia mengatakan imunisasi terkait pneumonia yang sudah diadopsi dalam program nasional yakni DPT-Hib, campak, dan PCV.

"Pemberian imunisasi adalah upaya untuk mencegah terinfeksi secara spesifik terhadap virus atau bakteri yang dicegah. Kalau vaksinnya COVID-19 maka yang dicegah infeksi COVID-19, kalau vaksin influenza efektif mencegah influenza, vaksin pneumokokus efektif mencegah infeksi pneumokokus," katanya.

Meski mycroplasma pneumonia belum ada vaksinnya, Nastiti melanjutkan, imunisasi itu berguna mencegah bakteri maupun virus yang mematikan saat terjadi koinfeksi, di antaranya pneumokokus maupun influenza pada balita.

"Pneumokokus justru penyebab kematiannya paling tinggi kalau anak balita kena pneumonia, influenza juga demikian," ujarnya.

Sehingga penting untuk memberikan imunisasi secara lengkap pada anak. Meski tidak mencegah mycroplasma pneumonia yang umumnya bergejala ringan, paling tidak melindungi masyarakat dari koinfeksi penyakit yang memicu gejala berat, kata Nastiti menambahkan.*

Baca juga: Kemenkes selidiki secara epidemiologi enam kasus mycroplasma pneumonia

Baca juga: Legislator desak Dinkes DKI antisipasi mycoplasma pneumonia