Jakarta punya peran strategis sebagai pendukung ekonomi nasional
6 Desember 2023 17:12 WIB
Tangkapan layar - Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati dalam seminar Outlook Jakarta 2024 yang tayang di kanal YouTube BI Jakarta, Rabu (6/12/2023). ANTARA/Suci Nurhaliza
Jakarta (ANTARA) - DKI Jakarta memiliki peran strategis sebagai pendukung ekonomi nasional yang dibuktikan dengan tingginya kontribusi pada sektor tersebut, kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati.
"Kami di Pemprov DKI Jakarta bersama para pemangku kepentingan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk membuat Indonesia tetap tumbuh ekonominya dan stabil inflasinya," kata Sri dalam seminar daring "Outlook Jakarta 2024" di Jakarta, Rabu.
Sri menuturkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta menjadi kontributor terbesar dalam ekonomi nasional yakni 16,62 persen pada triwulan III 2023. Kemudian, Jakarta juga menjadi kontributor inflasi sebesar 26,89 persen.
Dalam hal investasi, Jakarta juga menjadi lokasi investasi terbesar. Berdasarkan data Kementerian Investasi, jumlah investasi yang masuk ke Jakarta pada triwulan III 2023 sebesar Rp50,9 triliun.
Selain itu, Jakarta juga merupakan pusat perputaran uang nasional. Pada tahun 2021, sebanyak 70 persen uang yang beredar berada di Jakarta.
Untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi nasional, Sri mengatakan Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui kerja sama dengan daerah-daerah di sekitar Jakarta.
"Karena kalau bicara kontribusi ekonomi tahun 2022, di Jabodetabek saja itu berada di angka 22,99 persen, sedangkan kalau bicara provinsi yakni Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, itu di angka 32,45 persen. Jadi kalau kita menyelesaikan tiga provinsi ini, insya Allah secara nasional juga akan membaik," ujar Sri.
"Sedangkan dari sisi inflasi, Jakarta berkontribusi 26,89 persen, kalau Jabodetabek 46,15 persen, dan kalau tiga provinsi itu digabungkan menjadi 53,34 persen. Kemarin pak penjabat gubernur mengundang walikota dan gubernur dari Jabodetabek untuk duduk sama-sama membuat nasional lebih baik," lanjut dia.
Upaya lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menumbuhkan ekonomi adalah melalui digitalisasi, mulai dari digitalisasi pajak daerah, digitalisasi retribusi daerah, digitalisasi transportasi dan perparkiran, hingga digitalisasi belanja daerah.
Sementara itu, agar dapat berkontribusi mengendalikan inflasi, Sri mengatakan Jakarta memiliki tantangan sebagian besar pangan berasal dari luar Jakarta. Padahal untuk mengendalikan harga, Jakarta harus memiliki stok pangan.
"Alhamdulillah kita punya tiga BUMD yaitu Food Station untuk beras dan produk dry food, Dharma Jaya untuk ternak, dan Pasar Jaya yang punya 153 pasar. Dulu tiga BUMD ini hanya fokus menyewakan aset, tapi sekarang kita ubah perda BUMD tersebut bahwa mereka punya tugas menjaga stabilitas pangan," kata Sri.
Baca juga: BI: Jakarta punya banyak modal untuk jaga ekonomi daerah tetap stabil
Baca juga: Perekonomian Jakarta diprediksi tumbuh kuat hingga awal 2024
Baca juga: Arif Budimanta sebut UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia
"Kami di Pemprov DKI Jakarta bersama para pemangku kepentingan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk membuat Indonesia tetap tumbuh ekonominya dan stabil inflasinya," kata Sri dalam seminar daring "Outlook Jakarta 2024" di Jakarta, Rabu.
Sri menuturkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta menjadi kontributor terbesar dalam ekonomi nasional yakni 16,62 persen pada triwulan III 2023. Kemudian, Jakarta juga menjadi kontributor inflasi sebesar 26,89 persen.
Dalam hal investasi, Jakarta juga menjadi lokasi investasi terbesar. Berdasarkan data Kementerian Investasi, jumlah investasi yang masuk ke Jakarta pada triwulan III 2023 sebesar Rp50,9 triliun.
Selain itu, Jakarta juga merupakan pusat perputaran uang nasional. Pada tahun 2021, sebanyak 70 persen uang yang beredar berada di Jakarta.
Untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi nasional, Sri mengatakan Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui kerja sama dengan daerah-daerah di sekitar Jakarta.
"Karena kalau bicara kontribusi ekonomi tahun 2022, di Jabodetabek saja itu berada di angka 22,99 persen, sedangkan kalau bicara provinsi yakni Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, itu di angka 32,45 persen. Jadi kalau kita menyelesaikan tiga provinsi ini, insya Allah secara nasional juga akan membaik," ujar Sri.
"Sedangkan dari sisi inflasi, Jakarta berkontribusi 26,89 persen, kalau Jabodetabek 46,15 persen, dan kalau tiga provinsi itu digabungkan menjadi 53,34 persen. Kemarin pak penjabat gubernur mengundang walikota dan gubernur dari Jabodetabek untuk duduk sama-sama membuat nasional lebih baik," lanjut dia.
Upaya lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menumbuhkan ekonomi adalah melalui digitalisasi, mulai dari digitalisasi pajak daerah, digitalisasi retribusi daerah, digitalisasi transportasi dan perparkiran, hingga digitalisasi belanja daerah.
Sementara itu, agar dapat berkontribusi mengendalikan inflasi, Sri mengatakan Jakarta memiliki tantangan sebagian besar pangan berasal dari luar Jakarta. Padahal untuk mengendalikan harga, Jakarta harus memiliki stok pangan.
"Alhamdulillah kita punya tiga BUMD yaitu Food Station untuk beras dan produk dry food, Dharma Jaya untuk ternak, dan Pasar Jaya yang punya 153 pasar. Dulu tiga BUMD ini hanya fokus menyewakan aset, tapi sekarang kita ubah perda BUMD tersebut bahwa mereka punya tugas menjaga stabilitas pangan," kata Sri.
Baca juga: BI: Jakarta punya banyak modal untuk jaga ekonomi daerah tetap stabil
Baca juga: Perekonomian Jakarta diprediksi tumbuh kuat hingga awal 2024
Baca juga: Arif Budimanta sebut UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023
Tags: