BI: Jakarta punya banyak modal untuk jaga ekonomi daerah tetap stabil
6 Desember 2023 17:08 WIB
Tangkapan layar - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar dalam seminar Outlook Jakarta 2024 yang ditayangkan melalui kanal YouTube BI Jakarta, Rabu (6/12/2023). ANTARA/Suci Nurhaliza
Jakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan Jakarta memiliki banyak modal untuk menjaga ekonomi tetap stabil hingga akhir tahun 2023.
"Jakarta memiliki keunggulan atau modal yang bisa dioptimalkan, seperti dari sisi ketersediaan infrastruktur, transportasi publik yang beragam dan terintegrasi, dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas," kata Arlyana dalam seminar daring bertajuk "Outlook Jakarta 2024", Rabu.
Keunggulan lainnya, menurut Arlyana terletak pada posisi Jakarta yang sangat strategis sebagai hub, didukung oleh aglomerasi ekonomi megapolitan Jabodetabek.
Arlyana mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi di Jakarta diprediksi positif pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024. Meski demikian, terdapat berbagai tantangan yang harus diwaspadai, baik yang bersifat struktural maupun berulang (siklikal).
Tantangan struktural di Jakarta, menurut Arlyana salah satunya berasal dari daya dukung Jakarta terutama dalam hal ketersediaan lahan, tingkat upah minimum, serta ketersediaan air yang semakin terbatas.
"Masalah struktural lainnya seperti kemacetan, ketimpangan sosial, dan polusi," ujar Arlyana.
Sementara tantangan yang bersifat siklikal, kata dia, utamanya bersumber dari perlambatan ekonomi global, berlanjutnya ketegangan politik, hingga masih tingginya inflasi global.
"Dari sisi domestik tentunya tantangan juga bersumber dari kepindahan Ibu Kota Negara," tambah dia.
Kemudian dalam menjaga stabilitas inflasi, Arlyana mengatakan tantangannya adalah tingginya ketergantungan Jakarta terhadap pasokan pangan dari daerah sentra hingga potensi kenaikan harga sewa dan kontrak rumah seiring meningkatnya mobilitas masyarakat pada 2024.
Meski demikian, Arlyana mengatakan pihaknya sangat optimis dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan mengoptimalkan modalitas yang ada.
Menurutnya, ada tiga kunci dalam menghadapi tantangan tersebut yakni sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, inovasi kebijakan dan strategi, dan konsistensi kebijakan.
Oleh karena itu, dalam mengawal momentum pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan di Jakarta, Arlyana mengatakan ada tiga strategi utama yakni penguatan peran Jakarta sebagai kontributor utama perekonomian, penguatan sinergi pengendalian inflasi, dan penguatan ekosistem digital.
"Tentunya kita akan terus melakukan sinergi dan kolaborasi agar dapat berkontribusi di dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta," ujar Arlyana.
Baca juga: Perekonomian Jakarta diprediksi tumbuh kuat hingga awal 2024
Baca juga: Arif Budimanta sebut UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia
Baca juga: Heru: Pengusaha berperan maksimalkan inovasi untuk dukung ekonomi
"Jakarta memiliki keunggulan atau modal yang bisa dioptimalkan, seperti dari sisi ketersediaan infrastruktur, transportasi publik yang beragam dan terintegrasi, dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas," kata Arlyana dalam seminar daring bertajuk "Outlook Jakarta 2024", Rabu.
Keunggulan lainnya, menurut Arlyana terletak pada posisi Jakarta yang sangat strategis sebagai hub, didukung oleh aglomerasi ekonomi megapolitan Jabodetabek.
Arlyana mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi di Jakarta diprediksi positif pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024. Meski demikian, terdapat berbagai tantangan yang harus diwaspadai, baik yang bersifat struktural maupun berulang (siklikal).
Tantangan struktural di Jakarta, menurut Arlyana salah satunya berasal dari daya dukung Jakarta terutama dalam hal ketersediaan lahan, tingkat upah minimum, serta ketersediaan air yang semakin terbatas.
"Masalah struktural lainnya seperti kemacetan, ketimpangan sosial, dan polusi," ujar Arlyana.
Sementara tantangan yang bersifat siklikal, kata dia, utamanya bersumber dari perlambatan ekonomi global, berlanjutnya ketegangan politik, hingga masih tingginya inflasi global.
"Dari sisi domestik tentunya tantangan juga bersumber dari kepindahan Ibu Kota Negara," tambah dia.
Kemudian dalam menjaga stabilitas inflasi, Arlyana mengatakan tantangannya adalah tingginya ketergantungan Jakarta terhadap pasokan pangan dari daerah sentra hingga potensi kenaikan harga sewa dan kontrak rumah seiring meningkatnya mobilitas masyarakat pada 2024.
Meski demikian, Arlyana mengatakan pihaknya sangat optimis dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan mengoptimalkan modalitas yang ada.
Menurutnya, ada tiga kunci dalam menghadapi tantangan tersebut yakni sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, inovasi kebijakan dan strategi, dan konsistensi kebijakan.
Oleh karena itu, dalam mengawal momentum pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan di Jakarta, Arlyana mengatakan ada tiga strategi utama yakni penguatan peran Jakarta sebagai kontributor utama perekonomian, penguatan sinergi pengendalian inflasi, dan penguatan ekosistem digital.
"Tentunya kita akan terus melakukan sinergi dan kolaborasi agar dapat berkontribusi di dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta," ujar Arlyana.
Baca juga: Perekonomian Jakarta diprediksi tumbuh kuat hingga awal 2024
Baca juga: Arif Budimanta sebut UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia
Baca juga: Heru: Pengusaha berperan maksimalkan inovasi untuk dukung ekonomi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023
Tags: