Jakarta (ANTARA News) - Bulan Ramadhan disambut meriah di Tunisia, negara di Afrika Utara yang 98 persen penduduknya beragama Islam.
Penduduk negara yang beribukota Tunis itu mengawali bulan suci Ramadhan dengan menghias rumah dan jalanan dengan lampu terang benderang.
Sebagian orang menyumbang uang ke masjid-masjid agar tempat ibadah bisa dicat ulang dan bersinar dengan lampu-lampu terang selama bulan suci.
Di kota, ada karavan-karavan berisi makanan untuk orang-orang yang membutuhkan.
Seperti dikutip dari laman Times of Oman, masyarakat Tunisia menganggap Ramadhan sebagai waktu untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga.
Orang Tunisia menyebutnya "Bulan Berkumpul" karena saat itu semua anggota keluarga saling berkumpul untuk buka puasa bersama.
Penduduk negara yang konstitusinya mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi itu, makan sebelum matahari terbit sebelum memulai puasa disebut Shour.
Kebanyakan orang mengonsumsi makanan manis untuk memenuhi kebutuhan energi selama puasa sementara yang lainnya memakan hidangan spesial seperti masfouf (versi manis dari couscous, biasanya berisi kismis atau anggur).
Susu panas, teh hitam, dan kurma juga jadi santapan masyarakat Tunisia. Beberapa orang memilih memakan sisa makan malam.
Untuk buka puasa, biasanya ada empat macam hidangan yaitu sup, salad, brik (pastry tipis berisi campuran kentang, telur, tuna, seledri, dan rempah-rempah yang digoreng), dan hidangan utama.
Makanan manis seperti baklawa (pastry manis isi kacang, sirup dan madu), dibla, dan manisan harissa juga biasa dihidangkan di rumah-rumah keluarga negara Arab Maghribi itu.
Tradisi Ramadhan di Tunisia
17 Juli 2013 11:16 WIB
Masjid Uqba atau Masjid Agung Kairouan adalah masjid paling penting di Tunisia. Masjid-masjid di Tunisia berhias lampu-lampu gemerlap selama Ramadhan. (Wikipedia/Wikimedia Commons File)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: